Trik-puncak-produksi-tinggi

Minggu, 16 April 2017

NGOROK PADA AYAM BROILER MODERN

NGOROK pada ayam bukanlah suatu penyakit, namun merupakan suatu gejala klinis dari penyakit yang menyerang saluran pernafasan ayam. Ini bisa disebabkan oleh agen bakterial, viral, juga fisik seperti udara yang berdebu, perubahan cuaca, amonia dan lain-lain.

    Beberapa penyakit infeksius yang mempunyai manifestasi klinis gangguan pernafasan diantaranya adalah: CRD, ILT, Coryza, ND, IB, SHS, AI. Penyakit gangguan pernafasan ini sering terjadi pada ayam broiler, terutama ayam yang dipelihara di kandang postal. Kejadian dipicu oleh banyak hal, baik dari dalam tubuh ayam sendiri maupun dari faktor lingkungan. Adanya ketidakseimbangan antara kondisi ayam dan lingkungan tersebut merupakan penyebab utamanya. Dan faktor yang terlibat tidak berdiri sendiri, selalu bersama-sama.

    Ayam broiler secara genetik mempunyai kemampuan tumbuh lebih cepat dibanding ayam type lain. Pertumbuhan badan yang cepat tidak sebanding dengan perkembangan organ vital dalam ayam yaitu jantung dan paru-parunya. Sehingga kedua organ ini sangat rentan terhadap gangguan baik dari dalam maupun dari luar. Untuk menunjang pertumbuhan badan ayam, paru-paru dipaksa bekerja keras menyuplai oksigen untuk metabolisme tubuh, juga jantung dipacu untuk mengalirkan darah yang akan membawa oksigen tersebut ke seluruh tubuh.

    Oksigen merupakan komponen penting dalam metabolisme tubuh ayam. Zat ini didapat dari udara bebas lewat saluran pernafasan ayam atas. Udara masuk tubuh ayam melaluhi hidung  kemudian masuk ke trakhea dan selanjutnya menuju ke bronkhi dan bronkhioli di paru-paru. Dari sini oksigen akan dihembuskan ke dalam kantong udara yang ada di rongga tubuh ayam, dan di tubuh ayam ada 8 buah kantong udara.

    Kemudian udara akan dikeluarkan dengan jalan didorong dari kantong udara tersebut ke bronkhioli, bronkhi dan trakhea. Saluran pernafasan ayam secara alami dilengkapi dengan petahanan mekanik. Permukaanya dilapisi oleh mukosa dan terdapat silia (bulu-bulu getar) serta mukus yang berfungsi menyaring udara yang masuk. Di saluran pernafasan atas ini partikel yang besarnya lebih dari 4 mikron akan didorong keluar oleh silia dan mukus yang ada. Di saluran pernafasan atas selain mengalami penyaringan udara, juga mengalami penghangatan. Dan berikutnya di saluran pernafasan bawah terjadi lagi penyortiran partikel yang lebih kecil.

    Kandang ayam sistem postal yang memakai sekam atau serutan kayu sebagai litternya, tingkat kepadatan ayam, kelembaban dan temperatur kandang, ventilasi kandang akan mempengaruhi kualitas udara di dalam kandang. Banyaknya partikel debu di udara akan memberatkan kerja saluran pernafasan. Temperatur yang tinggi akan meningkatkan intake air minum ayam dan menyebabkan kotoran menjadi lebih encer (wet dropping). Dan di Indonesia ini kelembaban cukup tinggi, sehingga litter menjadi basah dan kadar amonia di dalam kandang menjadi tinggi.

    Amonia yang terhirup akan mengiritasi saluran pernafasan ayam, dan menyapu silia di mukosanya. Sel-sel yang ada di permukaan saluran pernafasan  menjadi rusak, sehingga mekanisme awal pertahanan tubuh menjadi terganggu. Agen penyakit baik bakteri maupun virus yang terbawa udara akan mudah sekali menempel di saluran pernafasan karena sistem pertahanan mekanik tidak berfungsi optimal. Di tempat ini agen tersebut akan berkembang biak, dan akhirnya akan menimbulkan kerusakan lebih parah.

    Demikian halnya dengan pemberian vaksin ND/IB live yang aplikasinya lewat tetes mata, hidung atau spray. Virus akan berada di sepanjang saluran pernafasan ayam dan akan merangsang kekebalan seluler di daerah tersebut. Pada kondisi normal reaksi post-vaksinasi tidak akan berat, namun karena saluran pernafasan terluka  maka reaksi yang akan terjadi akan berlebih. Dan kemudian timbulah keradangan sebagai reaksinya, ini merupakan mekanisme tubuh untuk menghancurkan material asing yang masuk ke dalam tubuh. Adanya perlukaan di daerah saluran pernafasan menyebabkan ayam ngorok dan batuk.

    Mycoplasma gallisepticum merupakan mikroorganisme yang sering terdapat di saluran pernafasan ayam. Agen ini menempel di mukosa saluran pernafasan dan merusak selnya. Adanya kuman ini akan memicu terjadinya reaksi radang dan aliran darah ke daerah tersebut menjadi meningkat. Kuman akan ikut aliran darah dan menuju ke kantong udara terlihat berkabut dan menebal.

    Jika mycoplasma berperan sendiri dan ayam dalam kondisi baik, gejala klinis tidak terlihat, dan jika adapun manifestasinya hanya ringan saja. Namun karena adanya faktor lain seperti debu yang berlebih, kadar amonia yang tinggi saluran pernafasan akan teriritasi.

    Selain itu perubahan cuaca, perlakuan ayam yang berlebih, dan adanya agen pemicu virus ND, IB baik dari lapangan ataupun virus vaksin akan meningkatkan keparahan gangguan saluran pernafasan. Adanya faktor immunosupresi seperti mikotoksin dalam pakan, vaksinasi IBD yang tidak tepat akan memperburuk keadaan. Karena adanya luka, penebalan dan peradangan di mukosa saluran pernafasan tersebut ayam menjadi ngorok dan batuk.

    Gabungan beberapa agen tersebut di atas akan menyebabkan Chronic Respiratory Disease (CRD). Ayam tampak batuk, ngorok, bersin, keluar leleran dari mata dan hidung. Pada pemeriksaan bedah bangkai trakhea terlihat memerah, kantung udara keruh, menebal dan kadang terlihat berbusa. Jika bakteri oportunis E.colli ikut campur, keadaan terlihat lebih parah, munculah Chronic Respiratory Disease Complex. Kantung udara menebal dan terdapat massa mengkeju di daerah itu, juga di daerah rongga perut. Jantung dan hati akan diselimuti oleh selaput berwarna putih kekuningan.

    Selain itu kadar oksigen yang rendah akan memacu jantung bekerja lebih keras dan sebagai hasilnya akan timbul penumpukan cairan plasma di dalam rongga perut ayam, dan terjadilah ascites. Proses pengeluaran panas tubuh ayam juga menjadi terganggu karena salah satu caranya dengan evaporasi lewat mulut. Ayam bertahan sampai masa panen, kualitas karkasnya jadi menurun, dan beberapa organ tubuhnya musti banyak yang dibuang karena tidak layak dikonsumsi.

    Vaksinasi IBD yang menggunakan strain virus vaksin yang virulen (vaksin intermediet plus/hot) bisa mengganggu sistem kekebalan ayam. Strain virus vaksin ini akan menimbulkan kerusakan bursa fabricius. Di organ inilah sel-sel yang berfungsi untuk pertahanan tubuh (sel limfosit B) diproduksi. Jika pabriknya rusak maka jumlah sel limfosit yang ada di tubuh akan berkurang dan fungsinya menjadi tidak optimal dalam sistem kekebalan tubuh. Pada akhirnya respon vaksinasi menjadi tidak optimal dan ayam menjadi lebih peka terhadap virus ND dan IBD.

Penanganan dan Pencegahan Gangguan Pernafasan Ayam

Penanganan
    Untuk menangani gangguan pernafasan ayam, perlu dicari akar permasalahanya terlebih dahulu. Pemberian antibiotik tidak akan memberikan hasil jika penyebab utamanya tidak kita tangani. Jika kondisi lingkungan jelek perlu diperbaiki disamping pemberian obat. Kualitas udara yang jelek perlu koreksi di ventilasi udaranya, sehingga udara menjadi lebih bersih. Kelembaban yang rendah (<50%) menyebabkan udara berdebu, perlu dilakukan spray air. Kelembaban yang ideal untuk hidup ayam 50 - 70%. Pemasangan fan/kipas jika memungkinkan perlu dilakukan, litter basah dan lembab perlu diganti dengan yang baru. Dan pembalikan litter secara rutin perlu dilakukan untuk mengurangi kadar amonia dalam kandang. 

    Pemberian antibiotik akan mengatasi infeksi bakteri yang ada, dan tentunya akan menekan populasi E.colli dan streptococcus dll, di tubuh ayam. Pemberian multivitamin terutama yang mengandung vitamin C dan A, serta pemberian pakan yang berkualitas baik dengan nutrisi seimbang akan membantu mempercepat kesembuhan jaringan mukosa yang rusak.

Pencegahan 
1. Penerapan manajemen pemeliharaan yang baik.
  • Pemilihan kandang yang baik (lebih bagus kandang panggung) dan berventilasi lancar.
  • Pola pemeliharaan all in all out.
  • Jika memakai kandang postal, gunakan litter yang mudah menyerap air dan jaga agar selalu kering, perlu dilakukan pembalikan secara rutin, hindari pemilihan litter yang partikelnya kecil (serbuk gergaji).
  • Pemasangan fan pada sistem kandang terbuka, akan membantu pertukaran udara di kandang.
  • Kepadatan ayam diatur tidak terlalu tinggi 8 - 10 ekor/m2 untuk kandang postal/panggung sistem terbuka, jika sistem closed house (tunnel atau coolingpad) kepadatan bisa 15 ekor/m2.
  • Temperatur kandang yang optimal 21 - 27 derajad Celsius dan kelembaban 50 - 70%.
  • Pakan yang diberikan harus segar dan mengandung nutrisi seimbang dan hindari kontaminasi mikotoksin pada pakan karena toksin ini bersifat immunosupresif.
  • Ketersediaan air minum yang bersih di kandang.

2. Penerapan manajemen kesehatan.
  • Dilakukan program biosecurity secara ketat diantaranya dengan penyemprotan desinfektan secara rutin, untuk menekan populasi organisme pathogen di kandang dan lingkungan.
  • Kontrol terhadap vektor penyakit seperti rodensia dan serangga.
  • Program vaksinasi yang tepat untuk farm yang tepat.
  • Pelaksanaan vaksinasi yang benar dan meminimalisir reaksi post-vaksinasi yang dilakukan dengan jalan pemilihan strain virus vaksin yang cocok (gunakan strain virus vaksin yang ringan/sedang untuk mengendalikan virus lemah, dan strain yang keras/virulen hanya dipakai jika tantangan di daerah tersebut tinggi), aplikasi vaksin yang benar dan tepat (spray akan lebih keras reaksi post-vaksinasinya dibanding tetes mata atau lewat air minum) dan vaksinasi dilakukan hanya pada saat ayam kondisi sehat.
  • Dilakukan monitoring vaksinasi dengan melihat titer antibodinya.
  • Pencegahan masuknya penyakit immunosupresif terutama IBD, dengan jalan pemilihan strain vaksin yang tidak merusak kekebalan ayam dan waktu aplikasi vaksin yang tepat dengan mengetahui titer maternal antibodinya terlebih dahulu.
  • Kontrol terhadap M.gallisepticum dan E.colli dengan pemberian antibiotik yang cocok dan dosis tepat terutama di awal-awal kehidupan ayam dan saat ayam mendapat stress berat.
  • Treatment air misal dengan klorin akan menekan populasi E.colli dalam air minum.
  • Pemberian multivitamin secara rutin, terutama vitamin A dan C untuk menjaga mukosa saluran pernafasan ayam.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar