Trik-puncak-produksi-tinggi

Kamis, 18 Mei 2017

ALASAN MEMILIH PROBIOTIK DARI PADA ANTIBIOTIK

 Probiotik (Bacillus sp) sebagai feed additif dapat menggantikan Antibiotik Growth Promotor (AGP) pada ternak unggas komersial. Produktifitas ditingkatkan 10% melalui perbaikan konversi pakan dan menekan angka kematian .


     Diperkirakan penggunaan antibiotik dibidang peternakan adalah sebagai AGP. Diasumsikan dengan menekan populasi mikroba dalam usus terbak, AGP akan memacu pertumbuhan dan produksi, tetapi penggunaan AGP ini menurut para ahli gizi akan berpotensi menimbulkan efek negatif pada manusia sebagai pihak yang mengkonsumsi produk ternak. Karena AGP akan ikut terserap bersama nutrien dan tertimbun dalam daging serta telur, sehingga secara tidak langsung konsumen juga mengkonsumsi antibiotik dalam kondisi berkelamjutan akibatnya akan memicu berkembangnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Hal ini merupakan alasan semakin ketatnya regulasi penggunaan antibiotik sebagai AGP dan diperkirakan penggunaan di masa datang akan dilarang secara menyeluruh.

Probiotik substitusi AGP
     Probiotik merupakan alternatif yang dapat digunakan peternak untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan AGP. Sejak 1908 penggunaan mikroba sebagai probiotik telah diperkenalkan oleh Metschnikoff. Probiotik diberikan sebagai feed additif untuk menggantikan AGP. Secara definisi probiotik merupakan kumpulan mikroba menguntungkan berupa asam organik yang memberikan dampak seminimal mungkin tanpa menurunkan kinerja ternak. 

     Dalam usus unggas ditemukan beberapa mikroba yang menguntungkan yang dapat diisolasi dan diperbanyak, kemudian diintroduksi kembali kedalam sistem pencernaan serta dipakai sebagai probiotik, diantaranya Lactobacillus acidophilus, L. casei, L. lactis, Aspergillus oryzae, Saccharomyses cerevisiae, Streptococcus faenicum.  Probiotik pada unggas menguntungkan, karena menjaga keseimbangan mikroba dalam sistem pencernaan. Probiotik berperan penting dalam meningkatkan kemampuan mencerna pakan, efisiensi produksi dan kesehatan produk yang dihasilkan. Selain itu pemberian probiotik berdampak positif terhadap pertumbuhan, efisiensi penggunaan pakan .

Probiotik untuk produksi
     Sejak 1999 Balai Penelitian Ternak Bogor telah melakukan pengembangan probiotik untuk unggas (ayam). Bacillus sp mampu berkembang dalam saluran pencernaan dan pemberianya dapat dilakukan  melalui pakan atau air minum. Pemberian probiotik dalam pakan atau air minum dapat mempengaruhi anatomi usus. Secara mikroskopis usus ayam menjadi relatif lebih panjang dan densitas semakin tinggi serta anatomi villi makin panjang. Hal ini menunjukkan unggas yang diberi probiotik permukaan ususnya (berfungsi untuk penyerapan nutrien) makin luas dibandingkan unggas yang diberi AGP.

     Perbaikan FCR dicapai ayam yang mengkonsumsi probiotik Bacillus sp. Hal ini dimungkinkan karena kecernaan bahan pakan yang lebih sempurna. Hal ini tercermin dari meningkatnya aktifitas kandungan enzim pencernaan yang disertai dengan penyerapan yang juga lebih sempurna efek semakin luasnya area absorbsi (penyerapan). Dari segi biaya produksi, perbaikan FCR sebesar 10% dapat menekan sekitar 7% dari total biaya. Bagi peternak, ini berarti dengan modal yang sama produksi dapat ditingkatkan sampai 7%. Angka ini cukup signifikan dalam menyeimbangkan keuntungan. 

     Hasil riset menunjukkan kecernaan protein meningkat dari 66,7% menjadi 71,5%, kandungan energi termetabolis dari pakan meningkat dari 2558 Kkal/kg, menjadi 2601Kkal/kg pada ayam yang diberi bacillus sp (dibandingkan dengan kontrol), Peningkatan tersebut berhubungan erat dengan meningkatnya aktifitas enzim protease pada usus halus menjadi 5,28 IU, lebih tinggi dari kontrol yang hanya 1,82 IU. Begitu pula dengan enzim amilase meningkat dari 58,92 IU menjadi 69,50 IU.

Menekan kontaminasi
     Dilaporkan ayam petelur yang diberi probiotik campuran Bacillus sp, mengalami penigkatan kandungan lactobacillus. Dari pada saat yang sama terjadi penurunan kandungan E.Coli, bahkan tidak terdeteksi adanya Salmonella sp. Uji tantang dengan salmonella ternyata 2 minggu pasca infeksi, Salmonella sp tidak terdeteksi dalam saluran pencernaan ayam yang diberi bacillus sp. Sedang ayam kontrol , sampai minggu ke-4 bakteri patogen tersebut masih terdeteksi. Diperkirakan kelompok Bacillus sp mampu menekan mikroba patogen Salmonella sp dan E.coli dalam pencernaan sehingga produk yang dihasilkan akan bebas kontaminasi bakteri tersebut.

     Menurunnya mikroba patogen (merugikan) diduga merupakan salah satu faktor penyebab perbaikan penampilan ayam yang diberi probiotik.

     Ini dimingkinkan terjadi akibat Bacillus sp mengadakan adhesi (menempel) yang kuat dengan dinding usus, mencegah kolonisasi usus oleh mikroba patogen sehingga kesempatan Salmonella sp untuk menempel di dinding usus dapat dikurangi. Dengan demikian Salminella sp lebih banyak berada di lumen(rongga saluran) yang selanjutnya akan dikeluarkan bersama feses. Sehingga salmonelosis, penyakit zoogenesis yang dapat menginfeksi manusia melalui produk daging dan telur unggas dapat dikendalikan.

     Di luar itu semua dapat dipastikan perkembangan bakteri yang resisten terhadap antibiotik dapat diperkecil. Ini berdampak produk peternakan yang dikonsumsi oleh masyarakat  akan lebih aman dan menyehatkan.

Turunkan kolesterol
     Probiotik juga dilaporkan berpengaruh terhadap metabolisme kolesterol. Ayam yang diberi B.licheniformis dan B. subtilis mempunyai kandungan kolesterol dalam serumnya 115 mg/100 ml, lebih rendah dibandingkan dengan kontrol 130 mg/100 ml. Pengamatan lain melaporkan kandungan kolesterol ayam pedaging yang diberi Bacillus sp 83,83 mg/100 ml plasma atau Sacharomyses cerevicae 82,50 mg/100 ml plasma.  Lebih rendah dibandingkan denan kontrol yang memperoleh AGP yaitu 109,33 mg/100 ml plasma. Pemberian  probiotik juga dapat menurunkan kandungan kolesterol dari kuning telur ayam yang diberi probiotik Bacillus sp 3,34 mg/100 g, sementara kontrol 4,58 mg/100 g kuning telur.

     Peternakan komersial yang dikelola secara profesional, dengan sanitasi relatif baik, dampak pemberian probiotik (bacillus sp) tidak se-signifikan pemberian probiotik pada peternakan rakyat yang sanitasinya relatif lebih rendah. Variasi ini tidak mengherankan meningat pemberian probiotik bukan merupakan faktor tunggal, melainkan banyak faktor yang mempengaruhi.

sumber : trobos 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar