TATALAKSANA pemberian pakan di daerah panas, idealnya menganut prinsip pemberian pakan tepat disaat ayam mau makan, dan jangan memberikan pakan ketika ayam tidak berhasrat ingin makan.
Suhu di Indonesia secara umum di siang hari mampu mencapai 35 - 38 derajad celsius, sedang malam hari tidak lebih dari 20 derajad celsius. Sementara nafsu makan ayam berbanding terbalik dengan suhu. Pada saat dingin, nafsu makan ayam lebih tinggi dibandingkan saat suhu panas.
Ironisnya tatalaksana pemberian pakan yang selama ini sering dilakukan sebagian peternak justru kebalikan kondisi tersebut. Ayam dibiarkan makan pada saat suhu panas. Terkadang diberi air supaya basah dengan tujuan meningkatkan feed intake harian. Secara tidak sadar hal ini melawan perilaku ayam itu sendiri dan ddapat berakibat fatal bagi ayam sebagai mesin pencetak keuntungan.
Saat-saat tepat ayam mau makan
Pada jam 00.00 s/ 05.00 nafsu makan ayam dalam keadaan nol karena lampu masih padam dan mulai dinyalakan jam 05.00 pagi hari. Pada pukul 21.00 s/d 00.00 nafsu makan ayam juga dalam posisi nol karena lampu penerangan biasanya dinyalakan pada jam 18.00 dan dimatikan jam 21.00. Pertanyaanya adalah, sudahkah kita memberi pakan atau pakan tersedia pada waktu pukul 04.00 s/d 07.00 pagi hari dan pukul 17.00 s/d 21.00 ?. Jika belum maka sebenarnya ayam tersiksa di dalam kandang, karena dia ingin makan tetapi tidak ada pakan yang tersedia dalam tempat pakan. Sebaliknya pada saat pukul 11.00 s/d 15.00 ketika ayam tidak ingin makan justru sering kita ratakan pakan atau bahkan diberi air untuk memacu nfsu makan ayam.
Secara tidak sadar kita telah memaksa ayam untuk makan sesuai perlakuan kita. Dampaknya, akan tercipta panas tubuh di dalam dirinya setelah dia makan yang terakumulasi dengan cekaman panas yang diterima karena faktor luar.
Alhasil, ayam berusaha menyeimbangkan suhu tubuh dengan cara panting maupun memperluas permukaan sentuh tubuh ayam dengan udara luar yang ditandai dengan memperbanyak konsumsi minum, terengah-engah, dan sayap dibuat seolah-olah tergantung. Kondisi ekstrem panas yang muncul dapat berakibat kematian terutama pada ayam gemuk. Apabila dilakukan pemeriksaan anatomi maka akan ditemukan lemak pada rongga perut sampai leher ayam.
Strategi lainya, pemberian pakan dengan porsi lebih banyak pada sopre hari dan dimulai ketika suhu lingkunga sudah nyaman untuk ayam (misal jam 16.00) dibandingkan dengan porsi pagi hari. Contoh riil pola pemberian pakan 65% saat sore hari dan 35% saat pagi hari. Pakan harus selalu tersedia di malam hari ketika ayam ingin makan dan subuh ketika lampu telah nyala. Sementara saat siang hari jam 11.00 s/d jam 16.00 ayam akan puasa dan terkurangi deplesi karena cekaman panas.
Keuntungan pola pemberian pakan seperti di atas adalah :
Dengan demikian standard produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan pembibitan bukan merupakan mimpi lagi antara lain angka eggmass per HH 60, produksi sebesar 22,91 kg, FCR Kumulatif 2,1 dan deplesi 6%.
Selamat mencoba dan semoga sukses...........
Suhu di Indonesia secara umum di siang hari mampu mencapai 35 - 38 derajad celsius, sedang malam hari tidak lebih dari 20 derajad celsius. Sementara nafsu makan ayam berbanding terbalik dengan suhu. Pada saat dingin, nafsu makan ayam lebih tinggi dibandingkan saat suhu panas.
Ironisnya tatalaksana pemberian pakan yang selama ini sering dilakukan sebagian peternak justru kebalikan kondisi tersebut. Ayam dibiarkan makan pada saat suhu panas. Terkadang diberi air supaya basah dengan tujuan meningkatkan feed intake harian. Secara tidak sadar hal ini melawan perilaku ayam itu sendiri dan ddapat berakibat fatal bagi ayam sebagai mesin pencetak keuntungan.
Saat-saat tepat ayam mau makan
Pada jam 00.00 s/ 05.00 nafsu makan ayam dalam keadaan nol karena lampu masih padam dan mulai dinyalakan jam 05.00 pagi hari. Pada pukul 21.00 s/d 00.00 nafsu makan ayam juga dalam posisi nol karena lampu penerangan biasanya dinyalakan pada jam 18.00 dan dimatikan jam 21.00. Pertanyaanya adalah, sudahkah kita memberi pakan atau pakan tersedia pada waktu pukul 04.00 s/d 07.00 pagi hari dan pukul 17.00 s/d 21.00 ?. Jika belum maka sebenarnya ayam tersiksa di dalam kandang, karena dia ingin makan tetapi tidak ada pakan yang tersedia dalam tempat pakan. Sebaliknya pada saat pukul 11.00 s/d 15.00 ketika ayam tidak ingin makan justru sering kita ratakan pakan atau bahkan diberi air untuk memacu nfsu makan ayam.
Secara tidak sadar kita telah memaksa ayam untuk makan sesuai perlakuan kita. Dampaknya, akan tercipta panas tubuh di dalam dirinya setelah dia makan yang terakumulasi dengan cekaman panas yang diterima karena faktor luar.
Alhasil, ayam berusaha menyeimbangkan suhu tubuh dengan cara panting maupun memperluas permukaan sentuh tubuh ayam dengan udara luar yang ditandai dengan memperbanyak konsumsi minum, terengah-engah, dan sayap dibuat seolah-olah tergantung. Kondisi ekstrem panas yang muncul dapat berakibat kematian terutama pada ayam gemuk. Apabila dilakukan pemeriksaan anatomi maka akan ditemukan lemak pada rongga perut sampai leher ayam.
Strategi lainya, pemberian pakan dengan porsi lebih banyak pada sopre hari dan dimulai ketika suhu lingkunga sudah nyaman untuk ayam (misal jam 16.00) dibandingkan dengan porsi pagi hari. Contoh riil pola pemberian pakan 65% saat sore hari dan 35% saat pagi hari. Pakan harus selalu tersedia di malam hari ketika ayam ingin makan dan subuh ketika lampu telah nyala. Sementara saat siang hari jam 11.00 s/d jam 16.00 ayam akan puasa dan terkurangi deplesi karena cekaman panas.
Keuntungan pola pemberian pakan seperti di atas adalah :
- Ayam akan berkurang kematianya, karena faktor cekaman panas dari dalam tubuh ayam dikurangi, ayam akan makan sesuai dengan nafsu makan yang terjadi di alam bebas.
- Mereduksi penumpukan pekerjaan karyawan di pagi hari, yaitu saat dia melakukan pemungutan telur - kurang lebih 89% ayam akan bertelur sebelum jam 12.00, pembersihan tempat pakan, tempat minum dan pemberian pakan. Jika porsi pagi hari dikurangi maka anak kandang bisa lebih berkosentrasi kepada pemungutan hasil utama produksi yang berupa telur.
- Lebih cepat mendiaknosa penyakit, karena pakan habis pada saat kurang lebih pukul 11.00. Pakan yang tidak habis merupakan indikator pertama ayam sakit.
- Ayam tidak akan melakukan " selektif feeding" karena dia makan sesuai keinginanya sehingga ayam akan selalu berusaha makan secepatnya. Kondisi ini akan meningkatkan konsumsi pakan ayam yang selama ini merupakan kendala utama konsumsi di daerah panas. Dengan ayam tidak melakukan pemilihan bahan pakan maka pakan jadi lengkap akan masuk secara menyeluruh nutrisinya sehingga benar-benar seimbang.
- Kualitas kerabang menjadi lebih kuat. Sebagian besar unsur kalsium yang ada di pakan terserap oleh ayam. Kalsium digunakan untuk pembentukan kerabang pada saat sore hari sampai pagi hari.
- Kematian ayam karena osteoporosis atau kekurangan kalsium yang menyebabkan kelumpuhan, berkurang secara nyata. Karena tercukupinya kebutuhan kalsium dan tidak menggerogoti cadangan kalsium di paha atau medulla bone yang berpengaruh terhadap motorik ayam.
- Berat telur akan semakin tinggi karena semua unsur yang terkandung dalam pakan sebagian besar digunakan sesuai dengan kebutuhanya dan tidak ada yang digunakan menyimpang dari fungsinya yaitu untuk kebutuhan produksi telur, hidup pokok dan melawan hawa dingin pada malam hari.
- Pola pemberian pakan tersebut akan semakin memperbaiki feed Conversi Ratio karena akan lebih meningkatkan produksi terutama egg mass telur (kg/1000 ekor).
Dengan demikian standard produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan pembibitan bukan merupakan mimpi lagi antara lain angka eggmass per HH 60, produksi sebesar 22,91 kg, FCR Kumulatif 2,1 dan deplesi 6%.
Selamat mencoba dan semoga sukses...........