Trik-puncak-produksi-tinggi

Senin, 13 Maret 2017

KENAPA PRODUKSI TELUR AYAM KITA BISA TURUN?



Tidak semua penurunan produksi disebabkan oleh penyakit tetapi kenyataanya dapat pula disebabkan karena kesalahan pada manajemen atau nutrisi


Turunya produksi telur dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
  • Manajemen (lingkungan kandang).
  • Temperatur yang tinggi dapat menyebabkan stress(>29 derajad C) sehingga akan menurunkan tingkat konsumsi/feed intake, ukuran telur dan produksinya, sedangkan temperatur rendah (<13 derajad C) juga dapat menyebabkan produksi turun.
  • Sistem ventilasi yang buruk dalam kandang bisa mengakibatkan temperatur tinggi diikuti kadar amonia yang tinggi pula.
  • Program penyinaran yang salah, baik lamanya maupun intesitas cahayanya.
  • Prubahan yang mendadak dalam lingkungan kandang atau dalam kegiatan sehari-hari.
  • Banyaknya tikus.
  • Banyaknya ayam yang mengeram.
  • Ayam takut dengan suara atau tamu asing.

Nutrisi 

  • Suplai pakan tidak cukup karena ada masalah pada feeding system. 
  • Hilangnya zat nutrisi utama dalam pakan karena ada kesalahan di feedmill/formulasi pakan.
  • Zat gizi yang tidak cukup, yang dimaksud di sini adalah asam amino/protein, calcium, phosphor, sodium/vitamin dll. Kerusakan atau kekurangan zat gizi bisa disebabkan karena: suplemen tidak cukup, penyimpanan pakan terlalu lama, defisiensi vitamin dan mineral juga menyebabkan turunya produksi telur.
  • Perubahan secara mendadak dalam unsur pakan, komposisi atau tekstur pakan.
  • Pemberian pakan yang berlebihan dan berenergi tinggi sehingga ayam kegemukan dan liver haemorhagic syndrome adalah penyebab turunya produksi setelah puncak.
  • Konsumsi air minum yang kurang karena: tempat minum kurang, masalah pada water system, perubahan kualitas air.

Penyakit Menular  

Beberapa agen penyakit menyebabkan turunya produksi telur dengan cara menginfeksi organ-organ reproduksi secara langsung, sebagai bagian dari proses penyakit. Agen penyakit lain yang tidak menginfeksi organ reproduksi tetapi mengakibatkan stress fisiologi yang menimbulkan karena adanya penurunan konsumsi pakan dan minum. Beberapa penyakit yang menyebabkan turunya produksi telur yaitu: ND, IB, EDS, Coryza, AE, Mycoplasma dan parasit eksternal.

Keracunan 

Grup mycotoxin ( aflatoxin, trichothecene, ochratoxin dan oosporein ) merupakan faktor terbesar yang dapat menyebabkan terjadinya turunya produksi telur, karena menyebabkan turunya feed intake, berat badan. Di samping itu masih ada logam/mineral (tembaga, sodium chloride, arsenik organic, nitrat, zinc dan bikarbonat), organic compounds (insektisida, rodentisida, fungisida dan herbisida), dan bahan-bahan khemoterapetik yang menjadi racun karena meningkatkan dosis di atas level yang direkomendasikan.

Dalam banyak kasus penyebab turunya produksi telur tidak terdeteksi karena proses pemerikasaan yang tidak berkesinambungan atau tidak mengikuti pendekatan untuk mencari penyebabnya.Penyebab yang dapat diikuti dalam mencari penyebab turunya produksi telur sebagai berukut: 

  • Tentukan masalah dan lama kejadianya, dengan mengetahui %/hen/day produksi pada umur tertentu. biasanya penurunan produksi 4-5% dalam satu minggu dapat dijadikan patokan bahwa ada masalah pada ayam tersebut.
  • Penelusuran sejarah, sejarah vaksinasi dan penyakit dan kontrol terhadap hal-hal berikut yang menyertainya.
  • Perubahan bentuk, ukuran, kualitas pada telur.
  • Peningkatan angka kematian.
  • Penurunan konsumsi pakan dan minum.
  • Perubahan feed ingredients, tekstur pakan, stock pakan.
  • Penggunaan antibiotik(dosis/konsentrasinya, lama pemberian).
  • Penurunan daya tetas.

Sejarah dari manajemen kandang meliputi; listrik, peralatan kandang, perubahan lingkungan, kegiatan rutinitas atau perubahan karyawan dalam kandang tersebut. 

Sample darah/serum, serology digunakan untuk titer antibody virus atau mycoplasma yang diketahui dapat menyebabkan turunya produksi.
Pemeriksaan teliti kandang yang bermasalah, meliputi monitor alat kandang yang otomatis (timer lampu, chain feeding) apa sesuai yang dikehendaki.
Sample pakan, apabila diduga penurunan produksi karena pakan.
Monitor ayam dari flock yang bermasalah, dengan melihat adakah ayam yang lesu, bulunya kusut, jengger pucat, kebiruan atau memutih dan tingkat kematianya.
Ambil spesimen untuk pemeriksaan mikrobiologi dan histopathology, sample diambil pada saat fase penurunan yang akut dan diambil dari bangkai segar atau ayam yang dimatikan.

Dari semua hal tersebut, dapatlah kita cari solusi yang tepat guna mencegah penurunan produksi telur.
       
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar