Trik-puncak-produksi-tinggi

Sabtu, 11 Maret 2017

CARA VAKSINASI AYAM YANG BENAR




Banyak hal yang menyebabkan kegagalan vaksinasi seperti tidak profesionalnya vaksinator, aplikasi yang salah, dosis kurang tepat, perlakuan terhadap vaksin dan penyimpanan vaksin.

 Yang harur diperhatikan dalam vaksinasi:

1.Penyimpanan vaksin
  •  Vaksin disimpan di refrigerator dengan suhu 2-8 derajad celsius, terhindar dari sinar matahari langsung.
  • Apabila hendak mengangkut vaksin harus dengan wadah yang memiliki daya isolasi yang baik terhadap suhu luar (misal: termos atau sterofoam box) dengan diisi batu es di dalamnya.
2. Kondisi yang harus diperhatikan 

  • Vaksin belum kadaluarsa, dosis dan waktu pemberian harus tepat.
  • Ayam yang mau divaksin dalam keadaan sehat.
  • Saat udara panas jangan melakukan vaksinasi maks  29 derajat C.
  • Tata cara dan prosedur vaksinasi harus benar.
  • Air yang digunakan harus segar pH 6.5-7.5 bebas  desinfektan dan klorin.
  • Hindari wadah yang terbuat dari logam.
  • Beri multivitamin setelah vaksinasi, untuk mengurangi stress.

3. Vaksinasi melaluhi air minum

  • Sekitar 24 jam sebelum vaksinasi, klorinisasi dan pemberian desinfektan harus dihentikan.
  • Sebelum vaksinasi ayam dipuasakan 1-2 jam, jika suhu lebih 30 derajad celsius 1 jam saja.
  • Disiapkan air, susu skim dan vaksin dalam jumlah yang tepat, air yang dibutuhkan adalah sejumlah air yang habis diminum ayam dalam waktu 1-2 jam.
  • Jumlah air yang dibutuhkan yaitu dengan rumus  JUMLAH AYAM  X  UMUR AYAM  :  1000 EKOR.
  • Susu skim dilarutkan kedalam air dengan ukuran 2 gram/liter, fungsinya sebagai pelindung vaksin dari berinteraksi dengan bahan-bahan dalam air untuk menjaga kualitas vaksin.
  • Untuk daerah panas disarankan air ditambah batu es, dan jika kualitas airnya kurang bagus ditambah dosis susu skimnya atau merebus airnya.
  • Vaksin diaduk ke dalam air yang telah disediakan dengan rata, segera tuang ke tempat minum yang bersih.
  • Botol dan tutup vaksin harus dikubur, dibakar atau direndam desinfektan.

4. Vaksinasi Tetes 

  • Penetesan ke dalam mata harus tepat dan vaksin harus terserap sempurna ke dalam kelopak mata.
  • Jangan menjaring ayam terlalu banyak untuk menghindari penumpukan ayam dan stress.
  • Vaksin yang sudah dilarutkan harus habis dalam waktu 30 menit.

5. Vaksinasi Suntik

  • Fungsi injektor harus dicek terlebih dahulu sebelum vaksinasi, juga di sterilkan dengan air panas.
  • Sebelum disuntikkan, suhu vaksin harus disesuaikan dengan suhu lingkungan dengan cara thawing yaitu begitu vaksin keluar dari refrigerator langsung dimasukkan kedalam air biasa agar suhu cepat sesuai suhu lingkungan.
  • Sebelum atau saat melakukan vaksinasi, sesering mungkin botol vaksin dikocok untuk menghindari pengendapan komponen vaksin.

Pada program vaksinasi, vaksin yang pertama diberikan disebut priming vaksin. Pada priming vaksin digunakan live vaksin kemudian dilakukan booster. Pada booster bisa digunakan live atau killed vaksin.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam program vaksinasi ayam petelur/layer

  • Pada ayam petelur, sebelum puncak produksi seharusnya vaksin sudah masuk.
  • Jangan melakukan vaksinasi terhadap penyakit yang tidak/belum ada di farm dan sekitarnya karena kalau dilakukan sama halnya dengan memasukkan penyakit baru.
  • Vaksinasi ND dilakukan sampai akhir produksi.
  • Vaksinasi ILT dilakukan 1 kali di atas umur 6 minggu.
  • Vaksinasi EDS, 1 kali sebelum bertelur dan Pox juga 1 kali.
  • Vaksinasi IB dilakukan sampai umur 50 minggu, karena setelah berumur 50 minggu IB tidak berbahaya.
  • Vaksinasi CORYZA dilakukan pada masa grower, diberikan minimal 2x dengan jarak pemberian 9 minggu; jika kasus di lapangan tinggi, vaksinasi dilakukan 3x yaitu 2x saat grower dan 1x sebelum berproduksi.












1 komentar: