Trik-puncak-produksi-tinggi

Kamis, 01 Juni 2017

RAHASIA PANCAINDRA AYAM

Ayam mempunyai mata, hidung, telinga, dan lidah. Apakah ayam dapat melihat, mencium dan mendengar?

Mata - Penglihatan
     Ayam mempunyai 2 buah bola mata. Volumenya relatif sangat besar bila dibandingkan dengan volume otaknya. Kedua bola matanya mempunyai sensitifitas terhadap warna. Karena itu ayam sanggup membedakan warna dengan tingkat kepekaan yang berbeda. Diantara warna yang ada, ayam mempunyai kepekaan yang paling baik hijau, biru, kuning dan merah (Donald 2001). Anak ayam sangat tertarik pada warna kuning, merah, benda kecil bulat, gilig, dan bergerak. Pada ayam broiler warna kuning dan merah dapat meningkatkan aktifitas ayam, sedangkan warna biru dan hijau sebaliknya ( Henk 2001 )

     Bila ayam broiler diberi cahaya warna merah aktifitas berdiri, berjalan, makan dan minum akan meningkat. Selain itu ayam juga akan sering mematuk, mengais litter/sekam dan membentangkan sayapnya. Pada dasarnya warna merah akan meningkatkan agresivitas dari ayam. Sehingga warna merah sangat disarankan untuk periode brooding, didua minggu pertama. Dengan warna merah aktivitas ayam akan terpacu, efeknya feed intake terpenuhi.

     Sebaliknya, warna biru dan hijau akan mengontrol aktivitas ayam broiler agar tidak berlebihan. Dalam kondisi yang " lebih tenang "  ini warna biru dan hijau akan menggertak sintesa protein dan memberikan kesempatan pada ayam untuk melakukan proliferasi atau perbanyakan dari serabut serabut otot. Pada keadaan ini energi untuk maintenance (pemeliharaan) dapat ditekan dan dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Bila ingin dibandingkan lebih teliti lagi, ternyata warna hijau lebih baik daripada warna biru dalam memacu deposit protein menjadi daging (Israel, 1999). Sehingga warna hijau menjadi warna "favorit" ayam dari msa lepas brooding sampai dengan panen.

Telinga - Pendengaran
     Ayam mempunyai pendengaran yang sangat sensitif. Meskipun pendengaran ayam pada umumnya terbatas hingga 10 Khz, tetapi beberapa jenis ayam dapat mendengar suara infrasonik (Whittow, 2000)

     Ayam sudah dapat mendengar sejak menetas. Mempunyai memori terhadap suara hingga umur 4 hari, anak ayam dapat membedakan suara betina yang merupakan induknya atau bukan induknya. Beberapa praktisi menyebutkan, ayam broiler yang diperdengarkan musik dangdut mempunyai FCR yang lebih baik, sedangkan ayam layer yang diperdengarkan musik klasik bisa menghasilkan lebih banyak telur.

Hidung - Penciuman
     Hidung ayam mempunyai kepekaan pada bau. Di alam bebas, ayam mempunyai memori yang sangat kuat terhadap bau induk, sarang atau pasangan hidupnya. Ayam juga mempunyai kepekaan terhadap bau bawang putih misalnya, atau bau zat kimia yang merangsang, seperti benzaldehyde, heptame, butanethoil cyclorhexane, dan ethylbutyrate (Whittow, 2000)

Lidah - Pengecap rasa
     Ayam mempunyai 24 titik rasa (taste buds) sehingga dapat membedakan beberapa macam rasa. Titik rasa ini tersebar terutama pada permukaan bawah bagian belakang lidah, dan daerah pharynx. Pada ayam dewasa titik rasa hampir 2 kali lipat DOC. Kepekaan terhadap rasa akan menurun pada ayam yang mengalami defisiensi vitamin A dan mineral Zn.

     Ayam menyukai rasa manis tetapi menolak rasa yang lebih asin. Ayam juga cukup toleran terhadap suasana asam lemah dan basa lemah, meskipun beberapa spesies menyukai air yang agak asam dibandingkan air ledeng yang terlalu basa. Terhadap rasa pahit bangsa ayam memberi respon yang berbeda. Beberapa bangsa ayam tidak dapat merasakan pahitnya senyawa phenolic yang berasal dari sejenis tanaman liar, tetapi kelompok lainya berespon dengan rasa pahit yang berasal dari tannin.

Memanfaatkan Sensitifitas Pancaindra Ayam
     Bila pancaindra ayam mempunyai sensitifitas, tentu saja hal ini dapat dimanfatkan untuk meningkatkan penampilan ayam.

  1. Pada anak ayam, hendaknya kita memberi makan bentuk crumble yang diletakkan pada tempat yang berwarna merah atau kuning.
  2. Menghindari penggunaan sekam yang berkutu, karena warna hitam dan berbentuk gilig akan memancing perhatianya. Sehingga ayam lebih suka mengais sekam dari pada makan.
  3. Menggunakan program pencahayaan, pada masa brooding dapat menggunakan warna merah, sedang pada masa lepas brooding menggunakan lampu warna biru-hijau.
  4. Memberikan pakan baru secara berkala, sehingga ayam selalu terpancing dengan bau harum pakan.
  5. Mengganti sekam secara teratur untuk menekan rangsangan amonia.
  6. Memberikan air minum hangat bergula pada saat kedatangan ayam untuk memancing nafsu minum dan makan.
  7. Lakukan pengujian terhadap kualitas air secara berkala untuk menghindari penurunan konsumsi air minum akibat kontaminasi air.

     
     

Selasa, 30 Mei 2017

CARA MEMBUAT AYAM MAU MAKAN

     TATALAKSANA pemberian pakan di daerah panas, idealnya menganut prinsip pemberian pakan tepat disaat ayam mau makan, dan jangan memberikan pakan ketika ayam tidak berhasrat ingin makan. 

     Suhu di Indonesia secara umum di siang hari mampu mencapai 35 - 38 derajad celsius, sedang malam hari tidak lebih dari 20 derajad celsius. Sementara nafsu makan ayam berbanding terbalik dengan suhu. Pada saat dingin, nafsu makan ayam lebih tinggi dibandingkan saat suhu panas.

     Ironisnya tatalaksana pemberian pakan yang selama ini sering dilakukan sebagian peternak justru kebalikan kondisi tersebut. Ayam dibiarkan makan pada saat suhu panas. Terkadang diberi air supaya basah dengan tujuan meningkatkan feed intake harian. Secara tidak sadar hal ini melawan perilaku ayam itu sendiri dan ddapat berakibat fatal bagi ayam sebagai mesin pencetak keuntungan.

Saat-saat tepat ayam mau makan

     Pada jam 00.00 s/ 05.00 nafsu makan ayam dalam keadaan nol karena lampu masih padam dan mulai dinyalakan jam 05.00 pagi hari. Pada pukul 21.00 s/d 00.00 nafsu makan ayam juga dalam posisi nol karena lampu penerangan biasanya dinyalakan pada jam 18.00 dan dimatikan jam 21.00. Pertanyaanya adalah, sudahkah kita memberi pakan atau pakan tersedia pada waktu pukul 04.00 s/d 07.00 pagi hari dan pukul 17.00 s/d 21.00 ?. Jika belum maka sebenarnya ayam tersiksa di dalam kandang, karena dia ingin makan tetapi tidak ada pakan yang tersedia dalam tempat pakan. Sebaliknya pada saat pukul 11.00 s/d 15.00 ketika ayam tidak ingin makan justru sering kita ratakan pakan atau bahkan diberi air untuk memacu nfsu makan ayam.
Secara tidak sadar kita telah memaksa ayam untuk makan sesuai perlakuan kita. Dampaknya, akan tercipta panas tubuh di dalam dirinya setelah dia makan yang terakumulasi dengan cekaman panas yang diterima karena faktor luar. 

     Alhasil, ayam berusaha menyeimbangkan suhu tubuh dengan cara panting maupun memperluas permukaan sentuh tubuh ayam  dengan udara luar yang ditandai dengan memperbanyak konsumsi minum, terengah-engah, dan sayap dibuat seolah-olah tergantung. Kondisi ekstrem panas yang muncul dapat berakibat kematian terutama pada ayam gemuk. Apabila dilakukan pemeriksaan anatomi maka akan ditemukan lemak pada rongga perut sampai leher ayam.

     Strategi lainya, pemberian pakan dengan porsi lebih banyak pada sopre hari dan dimulai ketika suhu lingkunga sudah nyaman untuk ayam (misal jam 16.00) dibandingkan dengan porsi pagi hari. Contoh riil pola pemberian pakan 65% saat sore hari dan 35% saat pagi hari. Pakan harus selalu tersedia di malam hari ketika ayam ingin makan dan subuh ketika lampu telah nyala. Sementara saat siang hari jam 11.00 s/d jam 16.00 ayam akan puasa dan terkurangi deplesi karena cekaman panas.

Keuntungan pola pemberian pakan seperti di atas adalah :

  1. Ayam akan berkurang kematianya, karena faktor cekaman panas dari dalam tubuh ayam dikurangi, ayam akan makan sesuai dengan nafsu makan yang terjadi di alam bebas.
  2. Mereduksi penumpukan pekerjaan karyawan di pagi hari, yaitu saat dia melakukan pemungutan telur - kurang lebih 89% ayam akan bertelur sebelum jam 12.00, pembersihan tempat pakan, tempat minum dan pemberian pakan. Jika porsi pagi hari dikurangi maka anak kandang bisa lebih berkosentrasi kepada pemungutan hasil utama produksi yang berupa telur.
  3. Lebih cepat mendiaknosa penyakit, karena pakan habis pada saat kurang lebih pukul 11.00.  Pakan yang tidak habis merupakan indikator pertama ayam sakit.
  4. Ayam tidak akan melakukan " selektif feeding" karena dia makan sesuai keinginanya sehingga ayam akan selalu berusaha makan secepatnya. Kondisi ini akan meningkatkan konsumsi pakan ayam yang selama ini merupakan kendala utama konsumsi di daerah panas. Dengan ayam tidak melakukan pemilihan bahan pakan maka pakan jadi lengkap akan masuk secara menyeluruh nutrisinya sehingga benar-benar seimbang.
  5. Kualitas kerabang menjadi lebih kuat. Sebagian besar unsur kalsium yang ada di pakan terserap oleh ayam. Kalsium digunakan untuk pembentukan kerabang pada saat sore hari sampai pagi hari.
  6. Kematian ayam karena osteoporosis atau kekurangan kalsium yang menyebabkan kelumpuhan, berkurang secara nyata. Karena tercukupinya kebutuhan kalsium  dan tidak menggerogoti cadangan kalsium di paha atau medulla bone yang berpengaruh terhadap motorik ayam.
  7. Berat telur akan semakin tinggi karena semua unsur yang terkandung dalam pakan sebagian besar digunakan sesuai dengan kebutuhanya dan tidak ada yang digunakan menyimpang dari fungsinya yaitu untuk kebutuhan produksi telur, hidup pokok dan melawan hawa dingin pada malam hari.
  8. Pola pemberian pakan tersebut akan semakin memperbaiki feed Conversi Ratio karena akan lebih meningkatkan produksi terutama egg mass telur (kg/1000 ekor).


Dengan demikian standard produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan pembibitan bukan merupakan mimpi lagi antara lain angka eggmass per HH 60, produksi sebesar 22,91 kg, FCR Kumulatif 2,1 dan deplesi 6%.

Selamat mencoba dan semoga sukses...........

Minggu, 28 Mei 2017

DOC OKE, UNTUNGNYA GEDHE....



Masa pertumbuhan di awal sangat menentukan masa remaja dan kelanjutanya

Bobot Awal, Parameter Utama
     Bobot DOC kerap kali menjadi parameter utama kualitas. Kriteria ini sangat berpengaruh terhadap bobot akhir broiler. Setiap selisih satu gram, potensial menurunkan bobot panen (pada 35 hari) sebesar 80 gram. Hitungan matematis jika memiliki 10.000 ekor broiler umur produksi, maka akan kehilangan peluang pemasukan sebesar 800.000 gram bobot broiler, sebanding dengan 800 kg broiler. Jika dirupiahkan dengan harga ayam ex farm Rp 18.000/kg saja maka nominal Rp 14.400.000 - bisa melayang, ini jika satu gram saja.

     Diusahakan berat DOC 40 gram lebih, jika kurang dari 35 gram, kualitasnya kurang bagus dan cenderung tidak seragam, bahkan yang bagus (platinum) beratnya lebih dari 45 gram/ekor. Sementara angka yang distandardkan SNI, bobot per ekor DOC layerminimal 33 gram, sedangkan broiler minimal 37 gram/ekor

Sesuai dengan judul " DOC Oke, Untung Gedhe", secara fisik kondisi awal DOC berpengaruh pada perkembangan ayam. Ibarat bayi, masa pertumbuhan di awal sangat menentukan masa remaja dan kelanjutanya. Untuk DOC yang normal SNI mensyaratkan secara fisik DOC harus memiliki bulu yang kering dan berkembang, warna bulu DOC harus seragam sesuai warna galur (strain), sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, paruh normal, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan bentuk dan tidak ada cacat fisik, sekitar pusar dan dubur kering dan pusar tertutup. Sedangkan jaminan kematian dipatok maksimal 2%. 

     Di lapangan kondisi DOC yang baik dapat diamati dari ciri-ciri yang dimunculkan, antara lain :

  • Ukuran tubuhnya relatif seragam.
  • Mempunyai sisik kaki berwarna kuning cerah dan tidak kering. Otot dada berisi dan kulit dapat bergerak secara leluasa jika dicubit(tidak lengket dengan otot).
  • Pusarnya kering dan tertutup dengan baik.
  • Tidak ada cacat atau abnormalitas fisik.
  • Tidak ada sisa kuning telur atau membran yang sudah kering di sekitar umbikulus (tali pusar).
  • Badan atau tubuh kelihatan kompak, padat, sintal/tidak lembek.
  • DOC kelihatan lincah dan ada respon terhadap suara dan tepukan tangan.
  • DOC tidak kelihatan stress, panting/kepanasan, megap-megap.
  • DOC tidak kelihatan dehidrasi, bisa diketahui dengan mengecek kulit, apabila kelihatan sangat longgar berarti dehidrasi.
  • Paruh kelihatan bagus, kokoh dan kuat.



Penanganan DOC saat tiba

     Penanganan DOC saat tiba di farm menjadi point penting kalau tidak dikatakan titik kritis yang harus mendapatkan perhatian. Tujuanya selain mewaspadai adanya kualitas yang dibawah standard, penanganan dan pengecekan awal, langkah ini penting dalam membantu DOC beradaptasi dengan lingkungan barunya.

     Saat DOC datang, 95% persiapan harus sudah selesai dilakukan. Persiapan ini minimal mencakup tempat minum, tempat pakan, planning penimbangan, penghangat, juga mental anak kandang. Saat DOC datang secepatnya box segera dibuka kemudian ditimbang, dihitung bahkan ada yang langsung divaksin terus dimasukkan ke brooder secara pelan-pelan.

CARA JITU MENINGKATKAN KEBERHASILAN BUDIDAYA AYAM POTONG

Teknik pemisahan jantan dan betina di level budidaya diyakini mampu mendukung optimalisasi performa broiler modern

     Salah satu terobosan terbaru yang dapat dilaksanakan pada peternakan ayam broiler guna mendapatkan hasil performa yang lebih optimal adalah tindakan sexing atau pemisahan jantan dan betina. 

     Sexing dapat dilaksanakan sejak masih berada di hatchery ataupun setelah sampai di dalam farm. Prinsip dasar dari perlakuan ini adalah :

  1. Perbedaan pertumbuhan ADG,FCR serta perkembangan fisiologis antara jantan dan betina.
  2. Grading, pengelompokan ayam berdasarkan uniformity (keseragaman) bobot ayam yang bersangkutan dalam satu kelompok ayam.
     Ayam yang dalam pemeliharaanya terpisah antara jantan dan betina akan memberikan beberapa keuntungan positif dan bisa menghasilkan performa yang optimal antara lain :

  • Mempermudah penanganan karena ayam dalam satu kelompok sudah seragam (uniformity baik), baik penanganan suportif maupun penanganan manajemen yang lain. Sebagai contoh, perlunya tambahan perlakuan asam amino tertentu pada sekatan betina guna mendapatkan pertambahan bobot badan yang lebih baik.
  • Mempermudah penanganan saat panen, karena ukuran relatif seragam.Selain itu dapat mengeluarkan ayam-ayam yang pertumbuhan ADG nya relatif lebih rendah terlebih dahulu, sehingga sisa ayam yang ditinggalkan akan menghasilkan ADG yang optimal, dengan efisiensi penggunaan pakan yang optimal juga.
  • Meminimalkan terjadinya persaingan yang tidak seimbang dalam satu kelompok. Bobot badan yang tidak seragam, tentu saja tingkat kebutuhan asupan pakannya juga berbeda. Semakin besar bobot ayamnya tentu saja kebutuhan asupan makannya juga semakin banyak.
Uji Coba Performa

     Untuk membuktikan hal ini telah dilakukan percobaan di salah satu farm dengan populasi total 16.000 ekor, yang terdiri dari 2 kandang. Sejak awal memang dirancang untuk mengamati perbedaan performa antara kelompok jantan dan betina dengan memisahkan perlakuan pemeliharaan antara kelompok jantan dan kelompok betina.

     Masing-masing kandang terdapat kelompok jantan dan kelompok betina dalam jumlah yang hampir berimbang dan terbatasi dengan sekat. 

     Setiap harinya dilakukan pengamatan dan perhitungan konsumsi harian (daily feed intake). Setiap minggunya dilakukan penimbangan bobot badan dan penghitungan FCR . Hal ini terus dilakukan hingga akhir pemeliharaan.

     Pada minggu pertama bobot badan antara jantan dan betina, perbedaannya tidak terlalu signifikan. Bobot jantan pada minggu pertama mencapai 213 gram, dengan feed intake mingguan 162 gram/ekor, sehingga FCR yang dihasilkan adalah 0,76. Ayam betina pada minggu pertama menghasilkan bobot badan rata-rata 208 gram, dengan feed intake komulatif 163 gram/ekor, sehingga FCR yang dihasilkan adalah 0,785. 

     Perbedaan yang cukup signifikan mulai terlihat setelah penimbangan minggu ketiga. Pada kelompok ayam jantan bobot rata-rata 1,05 kg dengan FCR 1,229. Sedangkan kelompok betina menghasilkan bobot ayam rata-rata 0,94 kg, dan FCR nya 1,302. Hal ini terus berlanjut pada minggu ke-4 pada kelompok jantan bobot rata-rata 1,66 kg dan FCR 1,431. Pada kelompok betina bobot rata-rata 1,480 kg dan FCR 1,481.

     Dari data di atas terlihat jelas bahwa setelah akhir minggu ke-3 Pertambahan Berat Hidup Harian (ADG) ayam betina jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan ayam jantan. Pada hal dengan asupan feed intake yang tidak terlalu berbeda, sehingga FCR yang dihasilkan kelompok betina juga jauh lebih besar bila dibandingkan FCR kelompok jantan.

     Pada kelompok jantan di umur 35,4 hari, bobot badanya 2,428 kg, dengan FCR 1,597, mortalitas 5,748 % sehingga broiler indek yang dicapai 404,78. Pada kelompok betina dengan mortalitas 3,425 %, bobot badan rata-rata 1,567 kg dan FCR 1,686 pada umur 29,73 hari. Sehingga Broiler Index yang dihasilkan mencapai 301,77. Umur pada kelompok betina rata-rata 29,73 hari, hal ini sengaja dilakukan karena dilakukan penjualan lebih cepat dengan mempertimbangkan potensi kenaikan ADG yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok jantan.

Demikian semoga bermanfaat para sahabat peternak...........

Jumat, 26 Mei 2017

BUDIDAYA BROILER DI IKLIM TROPIS

     Tingginya temperatur udara di Indonesia yang beriklim tropis tak jarang masih menjadi kendala dalam usaha peternakan. Hal ini sering terjadi terutama di daerah dataran rendah dan saat pada musim kemarau. Pada musim pancaroba, secara umum temperatur di berbagai tempat relatif tinggi. Temperatur pada siang hari di atas 34 derajad celsius, bahkan di daerah tertentu bisa mencapai di atas 38 derajad celsius.

     Pada peternakan ayam, kondisi ini dapat mengakibatkan ayam menjadi stress (heat stress) dan panting, dehidrasi, laju pertumbuhan terhambat dan pada temperatur 30 derajad celsius tingkat konsumsi pakan menurun yang berakibat pada peningkatan konsumsi air minum. Ekstrimnya, pada temperatur 35 derajad celsius ayam broiler yang dipelihara bisa mati dan lebih dari 38 derajad celsius sudah pada kondisi yang cukup berbahaya karena ayam yang mati mulai banyak.

Rekayasa Kandang
     Kondisi alam yang demikian tentu bukanlah suatu kendala yang membuat kita menyerah begitu saja. Bagaimana kita "mengakali" alam jadi kuncinya. Dalam hal perkandangan misalnya. Banyak bentuk kandang yang bisa dipakai untuk mengatasi temperatur tinggi maupun perbedaan temperatur yang ekstrim siang dan malam, baik dengan konstruksi kandang yang sederhana maupun yang modern.

     Bentuk kandang yang dapat digunakan untuk memelihara ayam broiler komersial bisa berupa kandang panggung, kandang postal (sistem litter) atau kandang closed house yang bisa diatur ventilasi udaranya. Kandang panggung merupakan bentuk kandang yang banyak dibangun untuk mengatasi temperatur yang panas. Kandang ini cocok untuk beternak ayam broiler komersial di daerah dataran rendah atau daerah berawa. Keunggulanya udara bisa masuk dan keluar melalui ventilasi dari arah bawah dan samping kandang. Karena itu, pergerakan (sirkulasi) udara di dalam kandang menjadi baik. Akibatnya temperatur di dalam kandang relatif lebih rendah dan ayam lebih nyaman. Kandang panggung cocok dibangun di daerah yang permukaan tanahnya bergelombang dan daerah yang masih rawan binatang buas.

                                                                                Hingga kini beberapa peternak masih ada yang merasa nyaman dan cocok dengan kandang sistem postal meski ada kelemahan dibeberapa sisi. Sirkulasi udara di dalam kandang postal kurang baik karena ventilasi kurang berfungsi. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan jika kita memelihara ayam di kandang sistem postal, yaitu :


  1. Atap kandang harus menggunakan monitor agar sirkulasi udara lebih baik serta panas dan gas beracun bisa keluar dari kandang.
  2. Bahan penutup atap kandang terbuat dari rumbia, genteng, kayu, galvanis atau asbes karena bahan ini bisa menyerap panas.
  3. Kandang dibangun di lahan yang terbuka sehingga udara bisa masuk secara lancar ke dalam kandang.
  4. Lebar kandang maksimum 7 meter. Hal ini bertujuan agar pergantian aliran udara berjalan cepat sehingga tidak terjadi penumpukan udara panas di dalam kandang.
  5. Tinggi kandang (diukur dari lantai sampai garis atap terendah) minimal 2,5 meter. Namun, tinggi kandang di daerah yang memiliki musim kemarau yang lebih panjang sebaiknya 3 meter agar tidak terjadi penumpukan panas dan gas beracun yang dihasilkan oleh ayam.  
  6. Bahan baku bangunan dan konstruksi kandang harus disesuaikan dengan kekuatan kandang yang diinginkan , ketersediaan bahan baku, dan harga bahan baku. Konstruksi kandang biasanya terbuat dari kayu atau besi.
  7. Lantai kandang sebaiknya terbuat dari semen, tujuanya agar mudah dibersihkan dan mempermudah proses sanitasi.
  8. Arah kandang harus diperhatikan agar sinar matahari tidak masuk langsung ke dalam kandang, dan angin dapat masuk langsung ke dalam kandang.
  9. Kepadatan ayam harus lebih longgar dibandingkan ayam yang dipelihara di kandang panggung (luasan 1 m2 untuk 6 - 7 ekor).

     Kandang type closed house (tertutup) bisa dikatakan sebagai kandang yang paling ideal untuk daerah tropis. Keadaan di dalam kandang ini tidak terlalu dipengaruhi oleh keadaan lingkungan luar seperti udara panas, hujan, angin dan intensitas sinar matahari. Beberapa keuntungan kandang tertutup antara lain dapat ayam lebih tenang, segar, dan nyaman, udara yang tersedia lebih baik, meningkatkan produktifitas dan pertumbuhan, mengurangi jumlah tenaga kerja, temperatur di dalam kandang lebih dingin dan ayam tidak terpengaruh cuaca di luar kandang.

Penghijauan Sekitar Kandang
     Menanam pohon di sekitar kandang bisa berfungsi untuk menyerap radiasi sinar matahari dan meneduhkan lingkungan. Keadaan ini secara langsung akan berpengaruh terhadap keadaan udara di dalam kandang. Udara di dalam kandang menjadi lebih segar dan relatif lebih dingin. Jarak penanaman pohon dari kandang adalah 10 meter. Hal ini bertujuan agar udara yang mengalir ke dalam kandang terlebih dahulu tersaring oleh pohon. Selain itu, temperatur udara panas  sudah terserap pohon sehingga udara panas yang mengalir ke kandang lebih rendah. Selain pepohonan besar rumput dan tanaman pendek di sekitar kandang dapat juga dijadikan sarana untuk menangkap panas yang dikeluarkan oleh sinar matahari. Panas langsung diserap oleh rumput, tidak dipantulkan lagi ke udara bebas.

Jangan lupa baca artikel yang lain.........


                                                                                              

Kamis, 18 Mei 2017

ALASAN MEMILIH PROBIOTIK DARI PADA ANTIBIOTIK

 Probiotik (Bacillus sp) sebagai feed additif dapat menggantikan Antibiotik Growth Promotor (AGP) pada ternak unggas komersial. Produktifitas ditingkatkan 10% melalui perbaikan konversi pakan dan menekan angka kematian .


     Diperkirakan penggunaan antibiotik dibidang peternakan adalah sebagai AGP. Diasumsikan dengan menekan populasi mikroba dalam usus terbak, AGP akan memacu pertumbuhan dan produksi, tetapi penggunaan AGP ini menurut para ahli gizi akan berpotensi menimbulkan efek negatif pada manusia sebagai pihak yang mengkonsumsi produk ternak. Karena AGP akan ikut terserap bersama nutrien dan tertimbun dalam daging serta telur, sehingga secara tidak langsung konsumen juga mengkonsumsi antibiotik dalam kondisi berkelamjutan akibatnya akan memicu berkembangnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Hal ini merupakan alasan semakin ketatnya regulasi penggunaan antibiotik sebagai AGP dan diperkirakan penggunaan di masa datang akan dilarang secara menyeluruh.

Probiotik substitusi AGP
     Probiotik merupakan alternatif yang dapat digunakan peternak untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan AGP. Sejak 1908 penggunaan mikroba sebagai probiotik telah diperkenalkan oleh Metschnikoff. Probiotik diberikan sebagai feed additif untuk menggantikan AGP. Secara definisi probiotik merupakan kumpulan mikroba menguntungkan berupa asam organik yang memberikan dampak seminimal mungkin tanpa menurunkan kinerja ternak. 

     Dalam usus unggas ditemukan beberapa mikroba yang menguntungkan yang dapat diisolasi dan diperbanyak, kemudian diintroduksi kembali kedalam sistem pencernaan serta dipakai sebagai probiotik, diantaranya Lactobacillus acidophilus, L. casei, L. lactis, Aspergillus oryzae, Saccharomyses cerevisiae, Streptococcus faenicum.  Probiotik pada unggas menguntungkan, karena menjaga keseimbangan mikroba dalam sistem pencernaan. Probiotik berperan penting dalam meningkatkan kemampuan mencerna pakan, efisiensi produksi dan kesehatan produk yang dihasilkan. Selain itu pemberian probiotik berdampak positif terhadap pertumbuhan, efisiensi penggunaan pakan .

Probiotik untuk produksi
     Sejak 1999 Balai Penelitian Ternak Bogor telah melakukan pengembangan probiotik untuk unggas (ayam). Bacillus sp mampu berkembang dalam saluran pencernaan dan pemberianya dapat dilakukan  melalui pakan atau air minum. Pemberian probiotik dalam pakan atau air minum dapat mempengaruhi anatomi usus. Secara mikroskopis usus ayam menjadi relatif lebih panjang dan densitas semakin tinggi serta anatomi villi makin panjang. Hal ini menunjukkan unggas yang diberi probiotik permukaan ususnya (berfungsi untuk penyerapan nutrien) makin luas dibandingkan unggas yang diberi AGP.

     Perbaikan FCR dicapai ayam yang mengkonsumsi probiotik Bacillus sp. Hal ini dimungkinkan karena kecernaan bahan pakan yang lebih sempurna. Hal ini tercermin dari meningkatnya aktifitas kandungan enzim pencernaan yang disertai dengan penyerapan yang juga lebih sempurna efek semakin luasnya area absorbsi (penyerapan). Dari segi biaya produksi, perbaikan FCR sebesar 10% dapat menekan sekitar 7% dari total biaya. Bagi peternak, ini berarti dengan modal yang sama produksi dapat ditingkatkan sampai 7%. Angka ini cukup signifikan dalam menyeimbangkan keuntungan. 

     Hasil riset menunjukkan kecernaan protein meningkat dari 66,7% menjadi 71,5%, kandungan energi termetabolis dari pakan meningkat dari 2558 Kkal/kg, menjadi 2601Kkal/kg pada ayam yang diberi bacillus sp (dibandingkan dengan kontrol), Peningkatan tersebut berhubungan erat dengan meningkatnya aktifitas enzim protease pada usus halus menjadi 5,28 IU, lebih tinggi dari kontrol yang hanya 1,82 IU. Begitu pula dengan enzim amilase meningkat dari 58,92 IU menjadi 69,50 IU.

Menekan kontaminasi
     Dilaporkan ayam petelur yang diberi probiotik campuran Bacillus sp, mengalami penigkatan kandungan lactobacillus. Dari pada saat yang sama terjadi penurunan kandungan E.Coli, bahkan tidak terdeteksi adanya Salmonella sp. Uji tantang dengan salmonella ternyata 2 minggu pasca infeksi, Salmonella sp tidak terdeteksi dalam saluran pencernaan ayam yang diberi bacillus sp. Sedang ayam kontrol , sampai minggu ke-4 bakteri patogen tersebut masih terdeteksi. Diperkirakan kelompok Bacillus sp mampu menekan mikroba patogen Salmonella sp dan E.coli dalam pencernaan sehingga produk yang dihasilkan akan bebas kontaminasi bakteri tersebut.

     Menurunnya mikroba patogen (merugikan) diduga merupakan salah satu faktor penyebab perbaikan penampilan ayam yang diberi probiotik.

     Ini dimingkinkan terjadi akibat Bacillus sp mengadakan adhesi (menempel) yang kuat dengan dinding usus, mencegah kolonisasi usus oleh mikroba patogen sehingga kesempatan Salmonella sp untuk menempel di dinding usus dapat dikurangi. Dengan demikian Salminella sp lebih banyak berada di lumen(rongga saluran) yang selanjutnya akan dikeluarkan bersama feses. Sehingga salmonelosis, penyakit zoogenesis yang dapat menginfeksi manusia melalui produk daging dan telur unggas dapat dikendalikan.

     Di luar itu semua dapat dipastikan perkembangan bakteri yang resisten terhadap antibiotik dapat diperkecil. Ini berdampak produk peternakan yang dikonsumsi oleh masyarakat  akan lebih aman dan menyehatkan.

Turunkan kolesterol
     Probiotik juga dilaporkan berpengaruh terhadap metabolisme kolesterol. Ayam yang diberi B.licheniformis dan B. subtilis mempunyai kandungan kolesterol dalam serumnya 115 mg/100 ml, lebih rendah dibandingkan dengan kontrol 130 mg/100 ml. Pengamatan lain melaporkan kandungan kolesterol ayam pedaging yang diberi Bacillus sp 83,83 mg/100 ml plasma atau Sacharomyses cerevicae 82,50 mg/100 ml plasma.  Lebih rendah dibandingkan denan kontrol yang memperoleh AGP yaitu 109,33 mg/100 ml plasma. Pemberian  probiotik juga dapat menurunkan kandungan kolesterol dari kuning telur ayam yang diberi probiotik Bacillus sp 3,34 mg/100 g, sementara kontrol 4,58 mg/100 g kuning telur.

     Peternakan komersial yang dikelola secara profesional, dengan sanitasi relatif baik, dampak pemberian probiotik (bacillus sp) tidak se-signifikan pemberian probiotik pada peternakan rakyat yang sanitasinya relatif lebih rendah. Variasi ini tidak mengherankan meningat pemberian probiotik bukan merupakan faktor tunggal, melainkan banyak faktor yang mempengaruhi.

sumber : trobos 

Senin, 15 Mei 2017

CARA MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN BISNIS AYAM PETELUR

Efisiensi dapat dilakukan melalui dua arah yaitu melalui pakan yang berkualitas dan bangunan kandang yang baik.

     Ukuran efisiensi pada usaha peternakan ayam selalu mengacu pada Feed Conversi Ratio (FCR), dimana semakin kecil FCR, semakin efisien biaya pakan yang dikeluarkan, misal FCR 2.1 berarti untuk menghasilkan telur 1 kg memerlukan pakan 2.1 kg. Intinya semakin besar FCR semakin besar pula pakan yang diperlukan dan tentu semakin banyak pula biaya yang dikeluarkan. Adapun rumus untuk menentukan FCR adalah pakan yang diberikan dibagi dengan produk yang dihasilkan. Pakan memang selalu menjadi ukuran karena pakan komponen biaya terbesar dalam usaha peternakan.

     Dengan semakin besar biaya pakan, semakin besar pula tuntutan peternak untuk efisiensi. Semua menyadari faktor pakan yang baik dengan harga ekonomis adalah tuntutan sebuah efisiensi. Tetapi tidak pernah disadari bahwa selain faktor tersebut di atas ada faktor lain sebagai penunjang efisiensi, yaitu bangunan kandang dan sistem di dalamnya terutama peralatanya. Bangunan kandang dan sistem peralatanya adalah penentu apakah pakan banyak tercecer atau tidak, mampu melindungi terhadap iklim yang buruk atau tidak, dapat memberikan program lighting yang lebih sesuai dengan kebutuhan atau tidak, apakah dapat dilakukan program biosekuriti dengan sempurna atau tidak, dan lain-lain. Apabila semuanya mampu dilaksanakan dengan baik otomatis hasil akan baik pula, karena faktor penghambat relatif tidak ada. 

     Idealnya bangunan kandang harus mampu memberikan semua kondisi tersebut di atas  dan yang mampu memberikan semuanya adalah kandang tertutup atau lebih dikenal dengan Closed House.

     Closed House system sendiri sebetulnya terdiri dari beberapa bagian yang dapat dipisah yaitu, bangunan kandang, cages atau battery tempat ayam, ventilasi system, watering system, feeding system, egg collector dan manure belt system.  Idealnya semua sistem tersebut ada di kandang closed house, tetapi dengan biaya investasi yang relatif tinggi. 

     Misal dari beberapa sistem tersebut yang paling penting adalah menghindari pakan yang terbuang, berarti yang paling penting didahulukan di sini adalah membangun kandang baik terbuka atau tertutup yang memungkinkan kerangka battrey dapat dipasang tempat pakan otomatis. sehingga pakan yang tumpsh akan terhindarkan. Memang hampir tidak pernah terpikirkan berapa banyak pakan yang terbuang akibat pakan yang tumpah ini. 

     Selama ini tidak ada penelitian atau pengamatan yang spsifik berapa besar pakan yang tumpah selama pemberian pakan. Pada pemberian pakan dua kali sehari berarti kemungkinan pakan tumpah juga dua kali per hari, pemberian pakan tiga kali, juga tiga kali kemungkinan pakan tumpah per hari. Seandainya pakan yang tumpah sebesar 2 sampai 5 gram per hari berapa besar biaya pakan yang hilang bila dihitung nilai pakan?.

     Misal dengan jumlah ayam 50.000 ekor berarti pakan yang hilang (2 gram x 50.0000) s/d (5 gram x 50.000) = 100 kg s/d 250 kg per hari. Bila harga pakan komplit Rp 5.250 per kg berarti pakan yang hilang Rp 525.000 s/d Rp 1.312.500 per hari. Bila diakumulasikan sebulan berarti biaya yang hilang dari pakan Rp 15.750.000 s/d Rp 39.375.000, cukup besar bukan?.

     Bila kita hitung dari hasil telur yang didapat : pakan yang hilang berkisar antara 1,67% s/d 4,16% bila pakan harian 120 gram/ekor. Jika pakan ini tidak hilang akan ada asumsi kenaikan berat telur berkisar angka prosentase tersebut. Misal berat telur rata-rata 60 gram usia 40 minggu, ini akan menjadi 61 gram s/d 62,5 gram bila pakan tidak tumpah. Bila produksi berkisar 92% berarti jumlah telur 50.000x92%=46.000 butir. Berat telur total 2.760 kg/hari bila berat rata-rata 60 gram. Bila pakan tidak tumpah akan didapat kenaikan berat telur 46 kg s/d 115 kg. Bila harga telur Rp 18.000 per kg akan didapat tambahan penghasilan Rp 828.000 s/d Rp 2.070.000 per hari. Bila diakumulasikan sebulan akan didapat tambahan penghasilan Rp 24.840.000 s/d Rp 62.100.000 per bulan. Bagi para pelaku bisnis peternakan ayam memang seharusnya jangan abaikan hal ini.