Trik-puncak-produksi-tinggi

Minggu, 26 Februari 2017

PETUNJUK PRAKTIS PENGAMATAN KESEHATAN AYAM



Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan yang bisa mempengaruhi kesehatan ayam :

  • Musim/cuaca
  • Kepadatan populasi ayam/farm lain di sekitarnya
  • Lalu-lintas kendaraan/orang
  • Kebersihan lingkungan
  • Program vaksinasi/pengobatan yang sudah dilakukan
  • Penyakit ayam yang mewabah di daerah sekitarnya
  •  
Pengamatan Data harian

1. Pakan
  • Kualitas(komposisi pakan, kondisi saat diberikan)
  • Kuantitas(konsumsi pakan)
2. Air minum 
  • Kualitas(kimia/fisika dan biologi)
  • Kuantitas(konsumsi air minum)

3. Deplesi/pengurangan jumlah ayam 
  • Ayam sakit/diduga sakit
  • Ayam mati

4. Produksi 
  • Telur(pada ayam petelur)
  • Bobot tubuh(pada ayam pedaging)

Cara pengamatan 

Pengamatan Klinis melalui:
  1. Penglihatan/sight
  2. Penciuman/smell
  3. Sentuhan/touch 

Sejarah Penyakit

 Penyakit yang sering muncul pada periode sebelumnya juga perlu dijadikan bahan pertimbangan untuk menganalisa kondisi ayam saat diamati. sebisa mungkin data sejarah penyakit cukup lengkap, semisal diketahui pula agen penyebab penyakitnya sehingga pengamatan betul-betul bisa dianalisa dengan baik. Gunakan pemeriksaan laboratori untuk pertimbangan diagnosa dan simpan dalam "catatan sejarah penyakit".

Symptoma 

 Pengamatan terhadap gejala klinis ayam dapat disimpulkan dengan mengarahkan gangguan pada:
  1. Sistem pernafasan
  2. Sistem pencernaan
  3. Sistem vaskularisasi/sirkulasi
  4. Sistem saraf
  5. Sistem kekebalan
  6. Sistem skletal dan kulit

Dengan mengetahui sistem mana yang tidak bekerja sempurna, maka analisa pengamatan bisa semakin 
dipersempit.  

Abnormalitas 

Hal-hal abnormalitas yang diamati:
1. Warna (pucat-->anemi, merah-->pendarahan, gelap-->dehidrasi )
2. Ukuran (membesar atau mengecil dari normal)
3. Bentuk (normal atau tidak normal ada isi massa)
4. Posisi (misal sayap jatuh)
5. Panas ( sedang berlangsungnya penyakit )
6. Lengket (misal bulu lengket-->gangguan pencernaan
7. Kotoran/cairan(organ sehat tidak ada kotoran/lendir
8. Bau (disebabkan kuman tertentu)
9. Cara berdiri(adanya kesakitan pada organ tertentu)
10. Kepekaan terhadap lingkungan(respon menurun)
11. Suara (perubahan suara-->ada masalah penyakit)
12. Lesi (perlukaan)


  

 

 


 

Mengapa Ayam Berhenti Bertelur

Suatu pertanyaan yang sering muncul di peternakan  ayam petelur maupun di breeding farm adalah mengapa ayam berhenti bertelur?

 Di lapangan banyak ditemukan kasus yang menyebabkan penurunan produksi akibat kegagalan manajemen, kandungan nutrisi yang tidak seimbang atau problem penyakit.
Setelah masa puncak produksi secara perlahan produksi akan turun. Ayam berhenti bertelur ada beberapa penyebab, yaitu faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi tingkatan hormone, berubahnya kondisi indung telur dan saluran telur serta organ-organ lain yang bertanggung jawab dengan produksi telur.

 Penyebab dari turunya produksi telur diantaranya adalah :

1. Pendeknya Panjang Hari 

Induk ayam memerlukan sedikitnya 14 jam panjang hari untuk menopang produksi telur. Jika panjang hari turun hingga 12 jam, maka produksinya akan turun dan sering kali berhenti.
 Untuk mencegahnya perlu diadakan penerangan agar dapat mempertahankan penyinaran selama 14 jam per hari, penyinaran dengan intensitas cahaya 40 lux diperlukan saat periode ayam bertelur dan penerangan yang baik diberikan selama 16 jam.

2. Nutrisi Pakan Yang Tidak Sesuai 

Ayam petelur memerlukan ransum yang komplit dan seimbang untuk produksi yang maksimal. Nutrisi yang dibutuhkan harus sesuai dengan standard berdasarkan umur dan strain ayam.
Masalah umum yang terkadang tidak terpenuhi adalah penyediaan air minum yang bersih, demikian juga distribusi pakan yang harus rata dalam waktu singkat.
Level energi, protein atau kalsium yang tidak cukup dapat juga menurunkan produksi. Ini alasan utama penyediaan pakan layer dengan nutrisi yang seimbang dengan kandungan protein 16-18%. Pada breeder harus mengandung level vitamin yang lebih tinggi untuk membantu menghasilkan telur dengan daya tetas yang tinggi dan anak ayam yang sehat.

Beberapa masalah yang dapat terjadi karena pakan tidak seimbang seperti prolapse, prolapse disebabkan karena unggas terlalu gemuk dan atau telur terlalu besar sehingga saluran produksinya keluar bersama telur. Penambahan tepung kerang dalam pakan merupakan solusi dalam membantu pembentukan kerabang telur.

3. Penyakit

Salah satu gejala jika terkena penyakit adalah produksi telur menurun, tampak lesu, hidung dan mata berair, batuk, rontok bulu dan ditemukan kematian. Ayam dewasa yang carrier penyakit kadang terlihat sehat.
Kasus penyakit yang dapat mengganggu produksi telur diantaranya:

a. Gangguan pernafasan akibat Mycoplasma gallisepticum.
Gangguan ini bisa menyerang pada saat produksi 5%, 75% dan satu bulan setelah puncak produksi. Kualitas kerabang telur akan menurun, warna pucat, permukaan kulit telur berpasir. Gejala patologis adalah kantung udara keruh.

b. Kasus IB
Umumnya terjadi pada 4-6 minggu sebelum puncak, atau 4-6 minggu setelah puncak produksi. Berat telur akan turun 5-15%, telur tampak pucat dan mengalami depigmentasi.

c. Kasus ND.
Kasus ini dapat menyebabkan penurunan produksi telur, namun tergantung pada status kekebalan tubuh. Pada kasus ND penurunan produksi sangat cepat tetapi kenaikan produksi lambat.

d. Kebiasaan Mengeram.
Mengeram merupakan kebiasaan alami ayam betina, beberapa strain atau breed memiliki kebiasaan ini. Saat ayam betina mengeram, maka akan berubah secara hormonal yang menyebabkan tidak bertelur. Untuk mengurangi kebiasaan ini maka telur harus secepatnya diambil dari sangkarnya.

e. Moulting(ganti bulu)
Moulting ini merupakan proses alami dimana terjadi pergantian bulu tua dan bulu sayap. Dengan ini ayam akan mengeluarkan energinya untuk pertumbuhan bulunya dan untuk memproduksi telurnya menjadi berkurang.

f. Stress
Beberapa faktor penyebab stress : 
  1. Perubahan cuaca
  2. Penanganan saat pindah ayam
  3. Parasit
  4. Pengaruh organoleptik(bau, rasa dan suara)
  5. Predator

JANGAN LUPA BACA ARTIKEL YANG LAIN  YA,,,,,,,,,,,,,
 

 



  

Jumat, 24 Februari 2017

CAHAYA SANGAT DIBUTUHKAN PADA AYAM PETELUR

Masih banyak peternak yang belum tahu apa fungsi cahaya buat ayam petelur, pada hal cahaya merupakan salah satu faktor yang harus dipenuhi dalam proses produksi ayam petelur

Pada ayam petelur intensitas cahaya sangatlah urgent untuk meningkatkan dan mempertahankan produksi telur. Kelalaian memperhatikan intensitas cahaya dalam usaha bududaya ayam petelur akan berakibat fatal, walaupun unsur-unsur manajemen yang lain seperti pakan, air minum, kontrol berat badan, pemberian vitamin, vaksinasi, sanitasi dan lain-lain berjalan secara normal.

Sering kali peternak meremehkan pemberian cahaya yang cukup baik intensitasnya maupun jumlah waktu penyinaran(lighting Programme).

Proses Penerimaan Cahaya 
Mata ayam  adalah organ tubuh pertama yang sensitif dalam penerimaan cahaya, selanjutnya akan diproses secara fisiologis hingga menstimulan pengeluaran telur. Kandang yang gelap otomatis akan menghambat proses produksi telur, sebaliknya kondisi kandang yang cukup peneranganya sesuai standard yang dibutuhkan ayam petelur akan memberi hasil yang lebih tinggi.
Intensitas cahaya idealnya 40 lux, atau bisa dengan lampu 2,7 watt/m2 yang dilengkapi dengan reflektor dipasang dengan ketinggian 2,5 m dari lantai kandang. 

Program Pencahayaan Di daerah Panas  
Disarankan pencahayaan dilakukan pada pagi hari, untuk merangsang meningkatkan konsumsi pakan karena suhu udara masih rendah. Penambahan cahaya tidak boleh dilakukan sebelum produksi 5%. Pada daerah iklim panas bisa ditambah 2 jam di tengah malam (saat suhu dingin) untuk meningkatkan feed intake. Dalam sehari-semalam ayam butuh cahaya 16 jam untuk proses pembentukan telur.

Pengaturan Intensitas Cahaya   
Untuk beberapa hari pertama disarankan intensitas cahaya 30-40 lux. Untuk kandang gelap tertutup intesitas cahaya cukup 5-10 lux untuk mengontrol sexual maturity. Sedang pada kandang pencahayaan alami/semi gelap dibutuhkan intensitas 40 lux.
Hindari sinar matahari siang yang menyorot ke tubuh ayam, dengan mengatur letak kandang timur-barat.

Posisi Lampu Penerangan 
Pengaturan pemasangan lampu penerangan dari awal perencanaan pembangunan kandang sangat penting agar pencahayaan merata diterima oleh populasi ayam yang ada di kandang.

Pemeliharaan Lampu Penerangan  
Lampu penerangan kandang harus secara periodik perhatikan, agar intensitas cahayanya tidak berkurang, antara lain dengan segera mengganti bilamana ada yang putus dan membersihkan dari debu atau kotoran yang melekat.

SEMOGA BERMANFAAT,,,,,,,,,,,  
  

Kamis, 23 Februari 2017

CARA PINDAH KANDANG YANG BENAR

Pindah kandang pada ayam layer dari kandang grower ke kandang layer(produksi) banyak hal yang harus diperhatikan, agar tidak mengalami sesuatu yang tidak diinginkan.
 
Pindah kandang sebaiknya pada saat-saat suhu lingkungan tidak panas, disarankan pada malam hari, pagi hari atau sore hari, hal ini untuk menekan stress. 
 
Umur Pindah Kandang 
Pindah kandang idealnya 2 minggu sebelum ayam berproduksi agar pada saat awal produksi tidak mengalami banyak stress. Bahkan ada peternak layer yang melakukan pindah kandang lebih cepat yaitu pada umur 6 minggu atau pasca vaksinasi Coryza pertama. Alasanya agar ayam mempunyai waktu adaptasi cukup lama, meski demikian waktu pindah kandang yang baik adalah ketika ayam umur 12-14 minggu karena biasanya dilakukan grading terlebih dahulu.
Saat ayam layer berumur 12 minggu pertumbuhan tulang atau kerangka tubuh(frame size) mencapai dimensi akhir, setelahnya perkembangan tubuh tidak lagi signifikan.
 
Pelaksanaan Pindah Kandang   
Sebelum pindah kandang, kandang batery harus sudah dibersihkan, didesinfektan dan diistirahatkan selama 2 minggu.
Dalam pelaksanaanya pindah kandang harus selesai dalam satu hari, langkah-langkahnya sebagi berikut:

  1. Lakukan penangkapan dengan hati-hati tidak kasar dan pada waktu malam, pagi atau sore hari.
  2. Saat pindah kandang sebaiknya ayam tidak diberi pakan(dipuasakan), jika diberi pakan proses pencernaan dan penyerapan nutrisi akan tetap berjalan sehingga menghasilkan panas yang akan menambah tingkat stress.
  3. Pastikan sirkulasi udara pada tumpukan keranjang ayam lancar.
  4. Gunakan sarana pengangkut yang berkualitas  
  5. Kapasitas ayam dalam keranjang jangan padat.
  6. Sarana untuk pindah kandang seperti mobil, keranjang maupun peralatan lainya dibersihkan dan didesinfeksi sebelum  dan sesudahnya digunakan.
  7. Pada saat pengangkatan, hindari pemberhentian yang tidak perlu untuk meminimalkan stress.
  8. Pada saat ayam sampai di kandang baru, secepatnya dibongkar.
  9. Berikan vitamin dan elektrolit sebelum dan sesudah pindah kandang untuk membantu meningkatnya stamina tubuh dan menurunkan efek stress yang ditimbulkan.
Setelah di kandang baru ada beberapa hal yang harus dilakukan:
*  Pastikan ayam segera dapat mengakses air minum dengan mudah.
*  Untuk mempercepat adaptasi ayam di kandang yang baru berikan pencahayaan selama 22-24 jam pada hari pertama agar memudahkan ayam menemukan tempat minum dan tempat pakan kemudian lakukan pengurangan secara bertahap. Penambahan cahaya ini jangan lebih dari 7 hari karena bisa memicu kanibalisme. 
*  Pantau kondisi ayam secara rutin meliputi konsumsi ransum, berat badan per minggunya hingga puncak produksi serta pencapaian hen day (HD). Tujuanya untuk mengevaluasi tingkat adaptasi ayam terhadap kandang yang baru.     


SEMOGA BERMANFAAT BAGI PARA PEMBACA,,,,,,,,,,,,,,,,
 

 

 

Rabu, 22 Februari 2017

PENTINGNYA PENGELOLAAN MASA BROODING

MASA AWAL PERTUMBUHAN ANAK AYAM SETELAH MENETAS DIMANA ANAK AYAM BELUM DAPAT MEMELIHARA TEMPERATUR TUBUHNYA TANPA BANTUAN PEMANAS.

Masa Brooding adalah fase pertumbuhan yang sangat kritis(menentukan) dalam pemeliharaan ayam, karena akan sangat menentukan keberhasilan fase berikutnnya terutama masa laying(bertelur) atau masa panen pada broiler. Masa brooding ini biasanya umur 0 - 14 hari atau lebih, setelahnya tidak memerlukan bantuan pemanas lagi karena bulu sudah tumbuh menutupi tubuhnya.

Faktor paling penting masa brooding adalah pengaturan suhu yang sesuai dengan kebutuhan anak ayam, genetik, kualitas pakan, air, ventilasi dan proteksi terhadap penyakit dan parasit.

Temperatur brooder dan sistem kekebalan

Bila temperatur brooder di bawah ideal, misal 18 derajad celsius maka suhu badan anak ayam juga turun, sedangkan bulu-bulu penutup tubuh belum tumbuh ini akan terjadi kedinginan yang berujung terganggunya pertumbuhan anak ayam karena termoregulator belum berfungsi. Akibatnya akan terganggunya metabolisme dalam tubuh anak ayam sehingga akan mengganggu perkembangan sistem pencernaan, perkembangan bulu, perkembangan sistem syaraf dan pertambahan berat badan juga terganggunya perkembangan sistem immune dan tulang rangka. Temperatur brooder yang rendah mengakibatkan meningkatnya kasus ascites dan water belly sebesar 11% dari jumlah ayam.

Dengan terganggunya sistem immune berarti limposit muda yang terbentuk sejak awal kehidupan anak ayam, menjadi tidak dewasa atau lambat dewasa. Akibatnya organ pembentuk kekebalan yaitu bursa fabricius dan thymus tidak berkembang dengan sempurna(rusak) sehingga proses biokimia masuknya sel limposit ke bursa fabrucius dan thymus untuk menghasilkan protein antibodi terganggu. Rusaknya bursa fabriciun dan thymus pada periode awal kehidupan anak ayam(masa brooding) berujung pada penekanan(supresi) sistem kekebalan atau dikenal dengan immunosupresi.

Kekebalan adalah kemampuan untuk mempertahankan diri, menahan atau menanggulangi agen-agen perusak yang merugikan perkembangan anak ayam.

Pengelolaan masa brooding.

 Metode brooding sangat bervariasi tergantung desain kandang serta peralatan yang digunakan. Bahan litter yang digunakan sebaiknya serutan kayu(shaving wood), menggunakan sekam padi tidak disarankan karena tidak mudah menyerap air, dan kemungkinan banyak luka pada saluran pencernaan karena makan sekam yang tidak mudah dicerna. 
Yang perlu diperhatikan dalam masa brooding adalah 7 hari sebelum DOC datang, brooder dan peralatanya sudah terpasang juga sudah disterilkan dengan fumigasi 3x dosis menggunakan formalin dan KMnO4.
Nyalakan pemanas 3-5 jam sebelum ayam datang agar litter hangat. Kedatangan DOC di siang hari lebih baik karena dalam cuaca panas anak ayam akan cepat minum sehingga larutan antibiotik+vitamin+gula cepat diminum serta capat makan diharapkan kondisi anak ayam cepat recovery. Pemberian antibiotik dan vitamin sampai 5 hari masa brooding.
Lakukan kontrol temperatur brooder pada saat suhu lingkungan terdingin (malam hari) dengan melihat sebaran anak ayam atau dengan menambahkan termometer.
Pelebaran seng biasanya pada hari ke-3 dan sekaligus pembalikan litter. Untuk kandang slat, anak ayam lepas dari litter umur 28 hari.

Dari uraian di atas yang perlu digaris bawahi adalah pengelolaan temperatur saat brooding yang tidak tepat akan terjadi rusaknya atau tidak maksimalnya berkembangnya organ  pembentuk kekebalan sehingga kelangsungan hidup anak  ayam berikutnya rentan terhadap penyakit.

SEMOGA BERMANFAAT,,,,,,,, 
  

 

Rabu, 15 Februari 2017

Peranan Uniformity Dalam Performance Produksi

Sementara ini masih banyak peternak beranggapan, bahwa jika uniformity pullet mencapai 90% pada umur 16 minggu maka bayangan kesuksesan peternak ayam petelur berupa produktivitas dan eggmass yang tinggi sudah di depan mata, benarkah demikian ?.

 

Uniformity harus dipandang sebagai hasil usaha membesarkan ayam dari umur 1 hari sampai pullet siap naik ke kandang bateray umurnya 13 mgg atau 16 mgg, yang diukur berdasarkan keseragaman berat badan dalam kisaran +/- 10% dan keseragaman dalam kematangan seksual, yang ditandai dengan pertumbuhan yang seragam dari tanda-tanda sekunder seperti jengger dsbnya. Oleh karena itu uniformity adalah sebuah produk yang harus dipelihara dan dipertahankan existensinya selama mungkin, bahkan ketika telah jauh memasuki periode produksi karena uniformity bisa berubah menjadi ununiformity kembali terutama ketika tidak ditunjang oleh konsumsi pakan yang cukup. Untuk lebih memahami pelajari ilustrasi sbb:

  1. Ayam dengan uniformity yang baik dan berat badan standar. Jika dari 10.000 ekor ayam umur 16 mgg, 9.000 ekor diantaranya mempunyai kisaran berat badan 1.210 gr - 1.450 gr per ekor, maka dikatakan ayam-ayam tersebut mempunyai uniformity 90% dengan berat badan yang baik. Ini bisa dipastikan grafik produksinya akan berhimpitan dengan grafik produksi standar. Namun performance produksi selanjutnya akan tergantung kepada feeding management dan kontrol berat badan selama periode produksi. 

  2. Jika dari 10.000 ekor tersebut di atas 90% nya uniform, namun kisaran berat badanya di bawah standar, maka pola produksi yang ditunjukkan oleh grafik akan menunjukkan hal yang sama, namun hanya start produksinya saja mundur, karena awal produksi erat kaitanya dengan berat badan. Selanjutnya performance akan sangat tergantung pada feeding management dan kontrol berat badan.

  3. Jika dari 10.000 ekor tersebut uniformnya kurang baik, misal 70% atau lebih rendah lagi, maka produksi awal akan rendah dan grafik produksi akan menjauh dari grafik produksi standard, dengan semakin bertambahnya umur.

    Dari beberapa ilustrasi di atas tampak sekali uniformity berperan dalam mendorong produksi dari awal produksi sampai menuju puncak produksi, yang dibatasi berdasarkan pencapaian prosentase uniformitynya. Sedangkan berat badan mempengaruhi awal produksi artinya pada sekelompok ayam yang mempunyai uniformity rendah, berat badan dalam kelompok tersebutpun mempunyai variasi yang melebar dan awal produksi dalam kelompok berat badan yang berbeda akan berbeda pula, sehingga kalau digambarkan dalam grafik akan menjauh dari standar. Kerugian terjadi karena konversi pakan selama periode ini menjadi tinggi tetapi pada kelompok ayam yang mempunyai uniformity yang baik berarti ada sebagian besar ayam mempunya berat badan yang hampir sama dengan variasi yang sempit(+/- 10%) yang terjadi awal produksi hampir bersamaan waktunya, sehingga grfik akan terlihat nyaris sejajar dengan garis standar.

    Jadi uniformity mendorong produksi sampai ke puncak dan ketika sampai di puncak yang paling sulit mempertahankanya selama mungkin. Perlu persyaratan tertentu untuk mencapai hal tersebut, terutama adalah mempertahankan berat badan agar dapat terus tumbuh, hingga batas optimalnya sekitar 1.95 kg pada awal produksi puncak dan masih bisa bertambah sampai 1.98 kg pada umur 35 mgg. Berat badan ayam harus dipertahankan sampai konsumsi pakan yang cukup. Untuk tetap berproduksi secara optimal ayam harus diberikan asupan nutrisi yang cukup dan ini harus diatur polanya dari awal produksi. Tentu saja kualitas pullet, dalam hal ini uniformity dan berat badan pullet menduduki urutan yang utama, namun yang dibicarakan di sini adalah uniformity ayam setelah produksi.

    Apa yang terjadi pada awal produksi sampai produksi mencapai puncak(18 mgg - 24 mgg) ?.

    1. Kenaikan produksi yang luar biasa tinggi dalam waktu yang singkat sebesar 83%, dari minggu ke 18 s/d minggu ke 24 dengan kenaikan tertinggi pada minggu 20 ke minggu 21 (35%)

    2. Kenaikan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan periode setelah puncak. Berat telur naik 12,9 gr per butir sejak minggu ke 18 s/d minggu ke 24 dan tertinggi terjadi pada minggu 21 ke 22 (7 gr/btr)

    3. Ayam masih harus meningkatkan berat badanya sampai 1,95 kg pada saat puncak dan awal produksi yang hanya 1,5 kg pada umur 18 minggu.

    Di samping itu ayam juga harus memprtahankan kondisi normalnya (terutama temperatur tubuh), gerakan dan mempertahankan diri dari invasi penyakit yang semuanya membutuhkan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang. Jadi mau tidak mau konsumsi pakan harus sesuai dengan standar atau sedikit lebih tinggi dari standar. Dianjurkan untuk pemberian pakan secara adlibitum(tidak dibatasi) selama periode menuju puncak produksi.

    Apa yang terjadi jika konsumsi rendah pada kelompok ayam yang mempunyai uniformity baik?. Pada awalnya produksi tetap tinggi mengikuti kurva standar, karena uniformity cenderung mendorong produksi sampai ke puncak, namun karena konsumsi yang rendah ayam cenderung akan membongkar cadangan makanan di dalam tubuhnya untuk mendorong produksi, sehingga ayam akan dengan cepat kehilangan berat badan dan berat badan akan menurun. Penurunan berat badan ini akan diikuti kehilangan kemampuan untuk meningkatkan konsumsi pakan dan produksi turun sampai pada titik keseimbangan yang sebenarnya antara berat badan, konsumsi pakan dan produksi. Pada titik ini penurunan produksi akan diikuti oleh sedikit peningkatan berat badan, kemudian produksi akan naik lagi beberapa saat diikuti penurunan berat badan lagi dan produdsi turun lagi demikian seterusnya terjadi berulangkali sehingga kurva produksi terlihat naik-turun sampai pada umur dimana ayam tidak begitu peka terhadap peningkatan konsumsi pakan(55 mgg ke atas) dan seringkali produksi setelah saat tersebut bahkan lebih baik dari standardnya dan kurva terlihat memotong kurva standard.

    Karena kemampuan produksi yang berbeda pada masing-masing ayam dan pada ayam yang cenderung berproduksi lebih tinggi akan lebih cepat kehilangan berat badanya, maka nasib uniformity yang semula baikpun akan melebar kembali ditambah lagi konsumsi pakan yang rendah.

    1. Ayam tidak mempunyai cukup energi untuk mempertahankan temperatur tubuhnya, sehingga lebih peka terhadap perubahan temperatur luar(stress panas dan dingin)

    2. Ayam tidak cukup nutrisi untuk mempertahankan diri dari invasi penyakit. Karena dua hal tersebut di atas angka kematian akan cenderung tinggi.

    3. Berat telur rendah, sehingga FCR menjadi tinggi.

    4. Berat ayam afkir rendah, sehingga peluang untuk memperoleh lebih banyak lagi keuntungan dari penjualan ayam afkir hilang.

    Agar hal tersebut di atas tidak terjadi maka mau tidak mau konsumsi pakan diusahakan cukup sejak awal produksi. Setelah masa puncak produksi usaha untuk memperbaiki konsumsi pakan sering kali tidak memberikan hasil yang maksimal dan biaya yang lebih besar.

    Beberapa cara untuk meningkatkan konsumsi pakan di luar faktor pakan itu sendiri antara lain sebagai berikut :

    • Berikan ayam makan pada saat udara sejuk(pagi hari 25% s/d 30% dan sore hari 70% s/d 75%). Artinya 35 gram harus dihabiskan dalam rentang waktu 5 jam di pagi hari(jika pemberian pakan mulai jam 6.00 s/d jam 11.00), suatu usaha yang tidak mudah karena normal ayam hanya mampu mengkonsumsi 4,5 - 5 gram pada pagi hari. Dan 85 gram di sore hari, juga tidak mudah.Umumnya jika diberikan cahaya 3 jam dengan pemberian lampu dari jam 18.00 - 21.00 dan pemberian pakan sore dimulai pada jam 14.30, maka normal ayam akan mengkonsumsi hanya sekitar 65 gr.

    • Memperpanjang waktu pemberian pakan . Untuk mengatasi hal tersebut di atas umumnya digunakan perpanjangan jam makan, dengan memperpanjang pemberian cahaya. Misalnya sampai jam 21.30 kemudian ditambah lagi midnight lighting (memberi cahaya tengah malam) dari jam 0.00 - 1.30 yang akan menambah konsumsi sekitar 15 - 18 gram/ekor.

    • Pemberian pakan dalam bentuk Kible, adalah solusi terbaik untuk daerah tropis dengan sistem kandang yang terbuka, karena pakan bentuk kible akan lebih banyak dikonsumsi dalam waktu yang sama. Dengan demikian pengaturan jam makan akan lebih longgar.  

    • Evaporated Close House sistem (sistem kandang tertutup) untuk daerah panas yang mempunyai  temperatur maximumnya di atas 30 derajad celsius, akan membuat setiap saat adalah waktu yang baik untuk ayam mengkonsumsi pakan.

    Sistem Kontrol   

    Harus ada sistem kontrol yang baik, agar dapat diketahui dengan pasti bahwa pemberian pakan menunjukkan arah yang benar, sehingga diannjurkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

    Penimbangan ayam selama periode produksi, dilakukan setiap minggu pada kelompok ayam berumur 30 minggu ke bawah, dan 2 minggu sekali pada ayam umur 30 minggu ke atas. Penimbangan sampling sebanyak 5% atau sebanyak 100 ekor per kandang, dilakukan pada setiap lajur dan setiap tingkat bateray. Kontrol status kesehatan ayam secara rutin, terutama setiap periode puncak produksi, dengan memeriksakan titer darah terhadap IB dan ND. 

    SEMOGA BERMANFAAT................!!!!!